Jumat, Mei 15, 2009

Penting, Siapkan Siswa SMA Menetapkan Kariernya

Guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah menengah atas (SMA) diharapkan mampu membimbing dan mengarahkan siswa dalam menentukan pilihan fakultas sesuai minat dan bakatnya. Guru BK juga diharapkan dapat membangun dialog dengan siswa, sehingga mampu memecahkan perselisihan antara orang tua dan siswa itu sendiri dalam menentukan jurusan di perguruan tinggi.

Suasana seminar bagi para guru bimbingan konseling SMA. Demikian disampaikan dosen dan konsultan dalam Biro Konsultasi dan Inovasi Psikologi (BPIP) Unpad, Dra. Fanny Zefanja, Psi. dalam Seminar bertajuk “Mempersiapkan Siswa Memasuki Perguruan Tinggi” di Perpustakaan Mochtar Kusumaatmadja, Kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur 35 Bandung, Sabtu (28/03). Seminar ini merupakan rangkaian kegiatan “Pameran Pendidikan Unpad 2009” yang dihadiri puluhan guru BK di wilayah Jawa Barat dan Banten.

Ia mengatakan bahwa ada beberapa jurusan di perguruan tinggi yang menuntut siswa menguasai mata pelajaran tertentu. Ini berarti dibutuhkan pengetahuan guru BK untuk memberikan arahan bagi siswa. “Misalnya seorang anak yang sangat tertarik dengan kimia, tapi tidak menyukai kerja di lapangan atau di kawasan pabrik, guru BK bisa mengarahkan siswa untuk memilih jurusan kimia pangan,” ujar Fanny.

Menurut Fanny, fakta menyebut belum banyak guru BK yang memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan pilihan jurusan yang dapat diambil siswa dengan minat dan bakatnya. Kenyataan ini ia peroleh ketika menjadi konsultan bagi anak-anak SMU yang datang padanya meminta nasihat. “Ada anak yang lulus cum laude dari jurusan Akuntansi. Baru tiga bulan bekerja di bank, ia kemudian keluar. Katanya tidak ada tantangan bekerja sebagai akuntan. Lalu saya tanya, hobi apa yang biasa dilakukannya. Ternyata ia suka menggambar pakaian untuk perempuan. Akhirnya ia memutuskan untuk menjadi designer. Ini terjadi karena ia berpikir, jika saat lulus SMU dia memilih jurusan desain, apa kata orang? Apalagi dia laki-laki. Inilah yang harus diubah,” papar Fanny.

Untuk itu, lanjut Fanny, guru BK perlu memperluas diri mereka dengan informasi seputar dunia kerja, sehingga diharapkan dapat membantu siswa menentukan dan menetapkan cita-cita serta bidang kerja yang akan ia geluti kelak. “Perkaya pula sekolah dengan buku-buku tentang dunia kerja atau pengetahuan mengenai profesi tertentu,” ujar Fanny.

Ia mengakui, remaja memang manusia yang rumit, sehingga perlu pendekatan yang khusus. Rumitnya permasalahan itu, kata Fanny, tidak lepas dari tiga macam perkembangan yang paling menonjol pada masa remaja. Perkembangan itu, pertama adalah development of interests yang berarti remaja mulai mengembangkan minat melalui observasi peran-peran dalam pekerjaan yang dilakukan orang tua atau orang dewasa lainnya. Kedua adalah development of capacities yang berarti remaja mulai mengenali kemampuan dalam mengukur kapasitas, bila didasarkan atas minat-minat atau apa yang orang tua mereka katakan. Ketiga development of values yang diharapkan pada usia sekitar 15 hingga 16 tahun, remaja mampu menetapkan tujuan dan nilai-nilai sebagai suatu pertimbangan dalam membuat keputusan karir. “Dialog merupakan cara yang efektif untuk mengetahui permasalahan dan merumuskan pemecahan masalah yang menimpa remaja tersebut,” ujar Fanny.

Ia juga mengungkapkan enam langkah yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pendidikan yang mengarah pada karier siswa di masa mendatang. Dimulai dengan perencanaan karier, eksplorasi dalam karir, membuat keputusan, informasi dunia kerja, pengetahuan mengenai kelompok pekerjaan yang dipilih, hingga peranan dari informasi pekerjaan. (eh)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar