Sabtu, September 12, 2009

Ramadhan Dan Turunnya Al-Qur'an : Kesungguhan Rasulullah Pada Bulan Ramadhan

Allah Tabaraka wa Ta'ala telah berfirman:
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur-an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)..." [Al-Baqarah: 185]

Al-Qur-an diturunkan pada bulan Ramadhan, di mana petunjuk dan berbagai pengaruh serta nilainya telah terealisasi di muka bumi ini. Dan pada bulan ini pula al-Qur-an diturunkan sebagai ilmu dan pengetahuan, sebagai penunjuk jalan (kehidupan) sekaligus sebagai norma untuk berpijak. Sebelumnya, kekufuran telah merebak luas dan menghantui manusia. Tetapi ketika al-Qur-an datang, kekufuran itu terhenti, kegelapan pun terusir dan ruh kembali bersemangat untuk memasuki kehidupan. Sebab, risalah Islam akan dapat mempengaruhi dimensi ruh dalam kehidupan serta menjalankan fungsinya dalam merubah wajahnya yang gelap menjadi wajah yang terang bersinar, yang membawa kecintaan, kejernihan, hidayah dan bimbingan.
Al-Qur-an al-Karim memberikan petunjuk kepada manusia secara keseluruhan dan ia menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa secara khusus.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Itulah Kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa." [Al-Baqarah: 2]
Selain itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
"Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari keadaan gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." [Al-Maa-idah: 15-16]
Cahaya ini memiliki tiga manfaat, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh ayat di atas:
1. Dengannya, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya menuju jalan keselamatan.
2. Mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju alam yang terang benderang.
3. Memberikan petunjuk kepada mereka menuju ke jalan yang lurus (Shiraath Mustaqiim).
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memuliakan kaum muslimin dengan kemuliaan yang luar biasa agungnya. Dia memuliakan mereka dengan kemuliaan yang paling tinggi pada bulan Ramadhan sejak empat belas abad yang lalu, ketika al-Qur-an al-'Azhim diturunkan dan Allah menjadikannya sebagai petunjuk sekaligus cahaya penerang.
Dengan demikian, orang-orang terdahulu telah membawa amanat dan memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Mereka berusaha menyampaikannya ke seluruh belahan bumi yang berhasil dipijak oleh kakinya, sehingga negeri ini dipenuhi oleh cahaya Allah Ta'ala. Negeri dan semua hamba-Nya tunduk kepada-Nya Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa.
Sudah sepatutnya kita sebagai kaum muslimin sekarang ini mengambil posisi sebagai pengawas dan pemantau terhadap al-Qur-an. Kita harus dapat memberikan haknya yang telah diwajibkan oleh Allah Ta'ala atas diri kita, serta memelihara nikmat yang agung ini sebagai nikmat hidayah yang abadi, yang bersifat umum dalam segala hal, baik nikmat kemuliaan, kepemimpinan, dan kehormatan.
Itulah nikmat yang di dalamnya terdapat kesembuhan yang sebenarnya bagi dada manusia dari penyakit syubhat dan syahwat.
Dengannya akan tercapai pengetahuan yang shahih terhadap berbagai kebenaran serta dapat membedakan pula yang buruk dari yang baik, dan yang jujur dari yang munafik. Dengan nikmat ini pula terwujud kesatuan yang sejati lagi sempurna bagi seluruh umat. Berulangnya bulan ini pada setiap tahunnya disebutkan oleh al-Qur-an dengan undang-undang persatuan yang abadi, sebuah Kitab yang selalu dibaca. Barangsiapa yang berpegang padanya maka ia akan selamat, dan barangsiapa yang mengikutinya maka ia akan mendapatkan petunjuknya, dan barangsiapa yang menyimpang darinya maka dia akan tersesat. Barangsiapa yang berhukum dengannya maka dia akan bersikap adil. Dan barangsiapa yang berbicara dengannya maka dia akan berbicara dengan benar, ia adalah tali Allah yang kuat dan jalan-Nya yang lurus serta petunjuk-Nya yang abadi bagi manusia secara keseluruhan.

Jika waktu atau tempat itu mulia maka akan mulia juga amal shalih yang dilakukan pada keduanya. Ketaatan di Makkah misalnya, lebih utama daripada di tempat lainnya. Amal kebajikan pada hari Jum'at lebih baik daripada hari lainnya. Yang termasuk seperti hal itu adalah bulan Ramadhan, karena keutamaannya, maka semua perbuatan baik yang dilakukan di dalamnya menjadi utama pula, misalnya shadaqah, qiyamul lail, membaca al-Qur-an, i’tikaf, dan umrah. Semua amal perbuatan di bulan Ramadhan tersebut lebih baik daripada dikerjakan di bulan-bulan lainnya.
Hal tersebut telah ditunjukkan oleh hadits yang diriwayat-kan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan dalam melakukan kebaikan, dan yang paling dermawan adalah apa yang beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam lakukan pada bulan Ramadhan ketika beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam dijumpai oleh Jibril. Dan Jibril Alaihissalam menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan sampai bulan itu berakhir. Kepadanya, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan. Oleh karena itu, jika Jibril Alaihissalam menemui beliau, maka beliau adalah orang yang paling pemurah dalam kebaikan dibandingkan dengan angin yang diutus..." [1]
Pada bulan Ramadhan, jiwa menjadi terangkat dari kesalahan dan kehinaan serta selamat dari ketertarikan pada materi dan keinginan naluri menuju kepada kejernihan yang membersihkan hati seseorang dengan bershadaqah, berderma, dan memberi.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling mulia lagi paling dermawan, di mana jika beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam memberi sesuatu maka beliau tidak pernah takut susah dan tidak juga takut miskin. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan limpahan kedermawanan, sehingga beliau adalah orang yang paling murah dengan perbuatan baik daripada angin yang dikirim, yang berhembus dengan kealamiahannya, dia giring awan di setiap lembah, serta dia tebarkan kesejukan pada setiap tempat.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berusaha dengan sungguh-sungguh pada bulan Ramadhan, lebih gigih daripada bulan-bulan lainnya. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersungguh-sungguh dalam shalat, bacaan al-Qur-an, dzikir, dan shadaqah. Dan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berkonsentrasi penuh pada bulan ini dan melepaskan diri dari berbagai kesibukan yang pada hakikatnya merupakan ibadah, tetapi beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam meninggalkan amal yang utama untuk mengerjakan apa yang lebih utama darinya.
Dan para Salafush Shalih selalu mengikuti Nabi mereka Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal itu, di mana mereka mengkhususkan bulan ini dengan meningkatkan perhatian serta berkonsentrasi penuh pada amal-amal shalih. Oleh karena itu, kita harus mengikuti mereka serta menempuh jalan mereka, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menggiring kita dalam rombongan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang ma'shum dan golongan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam yang baik lagi suci:
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdo'a, 'Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami...'" [Al-Hasyr: 10]
Di antara hal paling utama yang harus dikerjakan oleh orang yang berpuasa pada siang harinya adalah berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mendekatkan diri kepada-Nya, dengan mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Itulah amal-amal shalih yang manfaatnya tidak akan pernah berakhir dan pahalanya pun akan terus mengalir.
Oleh karena itu, jika orang yang berpuasa telah memanfaatkan waktu siangnya untuk berpuasa dan membaca al-Qur-an, dan memanfaatkan waktu malamnya untuk qiyamul lail dengan bersujud dan ruku', serta menjaga anggota tubuhnya dari hal-hal yang dilarang, maka akan terwujud kebaikan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat, sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata-mata air. Dan (mendapat) buah-buahan dari (macam-macam) yang mereka inginkan. (Dikatakan kepada mereka:) 'Makan dan minumlah kamu dengan enak karena apa yang telah kamu kerjakan.' Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.'" [Al-Mursalaat: 41-44]
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "...Di antara petunjuk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan adalah memperbanyak berbagai macam ibadah... Dan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam yang paling tampak adalah pada bulan Ramadhan. Hal itu tampak di mana beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam banyak bershadaqah, berbuat baik, membaca al-Qur-an, shalat, dzikir, dan i'tikaf. Dan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhususkan pada bulan Ramadhan ini ibadah-ibadah yang tidak beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam khususkan pada bulan-bulan lainnya. Sehingga beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang menyambung waktu malam dan siangnya untuk beribadah...." [2]
[Disalin dari buku Meraih Puasa Sempurna, Diterjemahkan dari kitab Ash-Shiyaam, Ahkaam wa Aa-daab, karya Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thayyar, Penerjemah Abdul Ghoffar EM, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
__________
Footnotes
[1]. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. (Shahiih al-Bukhari (III/24) dan Shahiih Muslim (VII/ 73))
[2]. Zaadul Ma’aad (II/32).
Readmore Baby...

Senin, Agustus 03, 2009

Teman dan Sahabat

Ada satu perbedaan antara menjadi seorang kenalan dan menjadi seorang sahabat. Pertama, seorang kenalan adalah seorang yang namanya kau ketahui, yang kau lihat berkali-kali, yang dengannya mungkin kau miliki persamaan, dan yang disekitarnya kau merasa nyaman.

Ia adalah orang yang dapat kau undang ke rumahmu dan dengannya kau berbagi. Namun mereka adalah orang yang dengannya tidak akan kau bagi hidupmu, yang tindakan-tindakannya kadang-kadang tidak kau mengerti karena kau tidak cukup tahu tentang mereka. Sebaliknya, seorang sahabat adalah seseorang yang kau cintai.. Bukan karena kau jatuh cinta padanya, namun kau peduli akan orang itu, dan kau memikirkannya ketika mereka tidak ada.
Sahabat-sahabat adalah orang dimana kau diingatkan ketika kau melihat sesuatu yang mungkin mereka sukai, dan kau tahu itu karena kau mengenal mereka dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang fotonya kau miliki dan wajahnya selalu ada di kepalamu.
Mereka adalah orang-orang yang kau lihat dalam pikiran mu ketika kau mendengar sebuah lagu di radio karena mereka membuat dirimu berdiri untuk menghampiri mereka dan mengajak berdansa dengan mereka atau mungkin kau yang berdansa dengan mereka, mungkin mereka menginjak jari kakimu, atau sekedar menempatkan kepala mereka di pundakmu.
Mereka adalah orang-orang yang diantaranya kau merasa aman karena kau tahu mereka peduli terhadapmu. Mereka menelepon hanya untuk mengetahui apa kabarmu, karena sahabat sesungguhnya tidak butuh suatu alasanpun.
Mereka berkata jujur-pertama kali-dan kau melakukan hal yang sama. Kau tahu bahwa jika kau memiliki masalah, mereka akan bersedia mendengar. Mereka adalah orang-orang yang tidak akan menertawakanmu atau menyakitimu, dan jika mereka benar-benar menyakitimu, mereka akan berusaha keras untuk memperbaikinya.
Mereka adalah orang-orang yang kau cintai dengan sadar ataupun tidak. Mereka adalah orang-orang dengan siapa kau menagis ketika kau tidak diterima di perguruan tinggi dan selama lagu terakhir di pesta perpisahan kelas dan saat wisuda. Mereka adalah orang-orang yang pada saat kau peluk, kau tak akan berpikir berapa lama memeluk dan siapa yang harus lebih dahulu mengakhiri.
Mungkin mereka adalah orang yang memegang cincin pernikahanmu, atau orang yang mengantarkan / mengiringmu pada saat pernikahanmu, atau mungkin adalah orang yang kau nikahi.
Tulisan ini terinspirasi dari persahabatanku. Thanks to CC, Gym, Ta, Nton, Na2, A’n, Yua. My honour to know you all.
Readmore Baby...

Pekerja Macam Apa Anda ?

10 gaya bekerja yang sering tampak dan dilakukan oleh para pekerja. Anda bisa mencari jenis pekerja seperti apakah yang sesuai gaya bekerja Anda dalam Passion Archetypes. Berikut adalah tipe-tipe cara pekerja melakukan pekerjaannya:

The Builder:Ini merupakan tipe yang terbuka dengan segala macam kesempatan untuk mengembangkan bisnis baru atau fungsi baru untuk membuka sebuah lahan baru. Tipe Pembangun mencintai sebuah teritori yang belum dimiliki orang lain. Bekerja amat baik untuk mencapai sebuah tujuan yang ditetapkan. Mereka membutuhkan kebebasan untuk menciptakan “jejak” mereka demi mencapai gol tersebut. Tipe “The Bulider” atau Pembangun adalah tipe yang tak kenal lelah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam bisnis, dan umumnya adalah pemimpin sejati.

The Transformer: Tipe Pengubah adalah orang yang senang dengan perubahan. Mereka bisa maju melawan segala kekacauan dan perubahan. Tipe ini sangat mudah beradaptasi dan akan baik menghadapi perubahan dan kemungkinan perubahan ke arah yang lebih baik. Mereka biasanya tak akan menunggu agar terjadi perubahan, tetapi akan mencari kesempatan untuk melakukan perubahan. Mereka cenderung bosan menghadapi keadaan yang sama dari waktu ke waktu.

The Processor: Senang meneliti dan mengamati sesuatu adalah tipe pribadi ini. Mereka senang mengkaji informasi dan data untuk melihat apa yang akan dihasilkan. Mereka mengantisipasi apa perubahan/koreksi yang dibutuhkan untuk menindaklanjuti informasi yang mereka dapatkan. Mereka senang menjadi orang di belakang layar yang menyelamatkan perusahaan atau diri mereka dari kesalahan yang amat berat.

The Altruist: Tipe ini adalah tipe orang-orang yang memiliki gairah besar untuk memberi. Ia akan sangat baik jika ditempatkan sebagai kompas moral perusahaan. Altruis akan menantang perusahaan untuk bisa memberikan sesuatu yang baik kepada masyarakat.

The Healer: Mereka adalah orang-orang yang dicari ketika ada masalah. Mereka adalah tempat bersandar ketika ada yang tak berjalan dengan benar. Mereka biasanya adalah tipe yang pertama kali menyadari jika ada yang tak berjalan dengan benar dengan perusahaan, dan akan maju untuk memberikan suatu solusi.

The Connector: Dengan sebuah gairah untuk berkomunikasi, bernegosiasi, dan membangun jembatan di antara manusia, tipe ini adalah seorang insinyur hubungan. Mereka sering mencari kesamaan dari dua pihak yang bertikai agar bisa menyatukan visi dan jalan.

The Creator: Seperti seorang ahli, tipe ini akan menggunakan sebuah konsep dan menerjemahkannya ke dalam bentuk yang bisa diapresiasi orang lain. Kreator memfokuskan diri kepada suatu bentuk yang estetik, dan mencari sebuah keindahan dan fungsionalitas dalam apa pun yang bisa mereka manifestasikan dalam pekerjaan.

The Teacher: Mereka adalah individu-individu yang senang mengajak orang-orang untuk belajar dan pencari pengetahuan. Tipe seperti ini bisa diandalkan untuk membantu orang lain berkembang, untuk menerjemahkan informasi yang mudah dimengerti orang lain. Mereka juga senang membagi pengetahuan mereka kepada orang lain.

The Discoverer: Tipe ini adalah orang yang senang mengeksplorasi ragam hal. Mereka suka mendesain eksperimen atau pendekatan yang bisa membuka tabir kebenaran. Mereka bisa dibilang adalah inovator yang senang menyelesaikan teka-teki menantang.

The Conceiver: Tipe ini merupakan tipe yang berakrobat dengan intelektual. Mereka secara konsisten mendorong diri hingga batas. Biasanya mereka adalah orang yang datang dengan ide-ide luar biasa untuk menciptakan sebuah gagasan, produk, pelayanan, proses, atau strategi. Karena mereka seringkali berada di luar batas pola yang biasa, mereka seringkali mampu mendobrak hal-hal yang lama.

Kebanyakan dari kita akan menghabiskan waktu sekitar 84.000 jam dari hidup kita untuk bekerja. Di jaman seperti sekarang, organisasi seakan meminta para pegawainya untuk bisa memberikan lebih kepada perusahaan. Jadi, mengapa tidak menggunakan waktu kita untuk membangun karier yang Anda sukai? Melamar pekerjaan yang sesuai dengan gairah dan kemampuan adalah formula utama yang bisa memberikan perbedaan terhadap “hanya bekerja” atau “menciptakan sebuah gaya hidup”.
Readmore Baby...

Manusia Dan Hubungan Horizontal Dan Vertikal?

(permintaan dari sebuah kegelisahan teman)
Dalam berbagai kesempatan, banyak diungkapkan mengenai hubungan manusia yang bersifat vertikal (hablumminallah) dan horizontal (hablumminannaas). Hubungan vertikal adalah hubungan antara individu dengan Tuhan, sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan antar-makhluk. Pembagian ini menjadi begitu populer di kalangan manusia. Namun, popularitas pembagian tersebut, saya rasa memiliki permasalahan. Masalah yang saya maksud adalah ketika pembagian tersebut seolah-oleh menegaskan keterpisahan hubungan ketika suatu hubungan sedang terjadi. Misalnya, ketika saya sedang berhubungan dengan Tuhan, maka hubungan saya dengan makhluk sedang tidak aktif dan begitu pula sebaliknya, ketika saya sedang berhubungan dengan makhluk maka hubungan saya dengan Tuhan sedang tidak aktif.

Permasalahan di atas, menurut saya sudah menggejala dalam kehidupan manusia saat ini. Penyebab kondisi ini, jika ditelusuri, akan ditemukan pada problem sekularisme. Problem ini ditimbulkan ketika sekularisme mulai membagi wilayah aktivitas manusia menjadi privat dan publik. Wilayah privat adalah wilayah yang berkaitan dengan urusan pribadi dan hubungan dengan Tuhan masuk dalam wilayah ini. Kemudian wilayah publik adalah wilayah yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lain. Pembagian hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan manusia, membuat diri manusia menjadi retak atau terbelah dua. Oleh karena, tidak ada kesatuan dalam hubungan yang dijalin. Ketika hubungan yang satu aktif maka, hubungan yang lain tidak aktif. Itulah modus pribadi yang muncul, ketika pembagian vertikal dan horizontal menggunakan pendekatan sekularisme (secara tidak sadar ataupun sadar) dan tidak memiliki kesatuan (tauhid).
Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan ber-tauhid, yang ditampakkan mulai dari berpikir hingga kepada tindakan. Dalam tauhid, Tuhan adalah pusat atau landasan berpikir dan bertindak. Tuhan menjadi tempat pertama atau dasar kita dalam melakukan segala sesuatu. Oleh karena, Tuhan sudah memberikan kita tuntunan berkaitan dengan apa yang akan kita lakukan, bahkan ketika berijtihad sekalipun (antum a’lamu bi umuuridunyaakum). Setelah bertolak dari Tuhanlah baru kemudian membangun sesuatu yang lain (berpikir hingga bertindak). Pola yang terjadi dalam aktivitas tauhidi ini, analoginya seperti sebuah selang yang terisi oleh air. Maka aktivitas dengan berbagai bentuknya “terisi” dengan ke-ikhlash-an (niat karena Allah).
Pada dasarnya, berpijak kepada pola tauhidi, segala aktivitas manusia tidak dituntut untuk dibarengi dengan rasa suka atau tidak suka. Misalnya ketika saya menolong seseorang, yang dituntut adalah semata-mata karena Allah. Sedangkan, ketika pertolongan itu juga diberikan disertai dengan rasa senang, itu berarti semakin menguatkan. Contoh lain adalah menuntut ilmu. Menuntut ilmu sebenarnya cukup dilakukan dengan dorongan semata-mata karena Allah. Dan ketika didorong oleh kesenangan, maka itu akan semakin menguatkan.
Contoh-contoh di atas, ingin menyampaikan pula bahwa dalam pola aktivitas tauhidi, segala sesuatu dituntut untuk menjadi ibadah – dengan ungkapan basmalah sebagai pembuka dan hamdalah sebagai penutup. Ibadah dengan pola tauhidi, yang ketika Allah dan Rasul sudah membuatkan pilihan tentang suatu hal, maka bagi muslim, tidak ada pilihan lain selain mengikuti Allah dan Rasul, bahkan ketika melakukan ijtihad. Tuntutan untuk menjadikan segala aktivitas menjadi ibadah ditujukan agar manusia terus beraktivitas tauhidi. Dan juga menjaga agar muslim menjalani kehidupan yang utuh (tauhidi) dan pribadi yang utuh (tauhidi). Tujuan lain adalah agar muslim tidak menjadi insan yang merugi, sebagaimana tersurat dalam surat Al-‘Ashr. Karena yang tidak merugi adalah orang yang beramal shalih dan itu berarti aktivitasnya bernilai ibadah. Dan banyak pula dikatakan dalam Al-Qur-aan dan Hadits, bahwa ciri-ciri muslim adalah menjauhi hal-hal yang tidak berguna. Dan dari pandangan yang tauhidi, hal-hal yang tidak berguna ini dapat dilihat sebagai aktivitas yang bukan ibadah.
Maka, sudah sepatutnya manusia, khususnya muslim, untuk hidup dalam keutuhan mulai dari pikiran hingga tindakan, keutuhan dari pribadi dan kehidupan. Janganlah mengikuti kehidupan yang dibuat dengan sekularisme, yang nyatanya tidak mengantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, namun hanya keterpecahan diri, kehidupan dan kesengsaraan.
Readmore Baby...

Hubungan Antar Manusia

Artikel ini akan membahas mengenai hal-hal penerapan praktis dalam kehidupan ini. Tulisan ini merupakan rumusan dari pengalaman dan pengetahuan dalam hubungan manusia di kantor agar terjadi keharmonisan dalam hidup (karena saya juga kerja di kantoran) haha….

Ide menulis artikel ini didapatkan ketika terjadi kekalutan di kantor saya antar hubungan sesama pegawai yang terjadi kesenjangan sosial, juga dari permintaan sobat saya akan artikel tentang hubungan antar manusia. Prinsip-prinsip hubungan manusia yang ada dalam dalam artikel ini mirip sekali dengan ajaran Tao dari China. Jadi apabila ada kekeliruan dalam artikel ini sebelumnya saya minta maaf karena pemahaman kita tentang ajaran Tao mungkin berbeda. Ajaran ini kebanyakan membahas tentang menemukan jati diri, alamiah, berbuat tetapi tidak berbuat, dan kesadaran.
Memang, bagi orang yang sudah banyak pengalaman, pada prakteknya prinsip-prinsip Tao itu akan dapat berjalan dengan sendirinya di dalam kehidupannya. Tetapi bagi sebagian besar orang, bila tanpa diuraikan sedemikian rupa tentu saja tidak mengetahuinya. Oleh karena itu, pemaparan ini diharapkan sedikit banyak membantu untuk berpikir lebih jauh lagi.
Sebagai manusia yang berpendidikan, tentu saja kita mau terus maju dan berkembang saja. Oleh karena itu, dengan "senjata" yang telah kita miliki, tentu dapat menjadi bekal kita untuk mencapai kemampuan bersaing dalam pekerjaan kita. Di dalam pekerjaan, kita sebagai pribadi harus dapat bekerja sama dengan orang lain, baik secara hubungan pribadi maupun dengan banyak orang.
Secara nalar, kemampuan ini dapat ditinjau dari 2 sudut, yaitu:
1. Kemampuan diri pribadi.
Maksudnya adalah kemampuan diri yang kita miliki, misalnya: keahlian teknik, ketrampilan memasak, kemampuan berdagang, bakat menulis, dll. Di dalam hal ini, kita diajarkan untuk menemukan dan menjadi diri kita sendiri. Jadi kalau kita mempunyai bakat sebagai pelukis, janganlah kemudian menghindari kemampuan itu dan jangan pula membandingkannya dengan orang yang berbakat lain, misalnya penyair.
Kita adalah mahluk sosial yang tinggal bersama-sama. Oleh karena itu, tentunya tiap orang memiliki fungsi sendiri-sendiri. Kalau semua orang ingin menjadi pedagang, lalu bagaimana jika ada yang sakit? Siapa yang akan mengobati?
Jadi kalau kita memiliki bakat melukis, kembangkanlah bakat tersebut. Kemampuan kita merupakan modal awal diri kita untuk dapat beraksi dalam masyarakat, serta menerapkan disiplin ilmu yang kita peroleh.

2. Kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain secara antar pribadi (Interpersonal skill).
Kemampuan ini adalah kemampuan yang kita miliki untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Dalam hal ini yang dapat menjadi pedoman adalah sadar dan alamiah.
Seperti kita ketahui bahwa setiap individu memiliki karakteknya masing-masing. Oleh karena itu kita perlu bertenggang rasa dan juga menyadari karakter kita, kelebihan maupun kekurangannya. Dengan menyadari dan menerima diri apa adanya, maka kita dapat bersikap wajar.
Suatu perilaku yang dibuat-buat akan menimbulkan kesan yang kurang baik. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa kita dapat bertindak sekehendak hati kita tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi dimana kita berada. Sudah seharusnya kita tahu bahwa sebagai mahluk sosial kita perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan kita. Kemampuan beradaptasi ini tetap diimbangi oleh prinsip-prinsip yang kita pegang teguh.
Contoh: misalnya suatu saat kita berkunjung ke rumah duka, dan sekaligus pada saat itu kita juga baru mendapatkan banyak uang. Sudah tentu tidak sopan apabila kita tersenyum-senyum gembira pada saat itu. Meskipun kita tidak mengingkari bahwa hati ini meluap-luap karena gembira, namun juga harus bisa merasakan penderitaan orang lain. Oleh karena itu sudah seharusnya kita menunjukkan perasaan simpati dan turut bersedih. Ini tidak berarti kita berpura-pura atau mengenakan topeng, tetapi ini adalah hal yang sudah sepantasnya sesuai dengan peran kita dalam masyarakat.

Untuk menguraikan lebih lanjut, maka kita harus mengetahui bahwa hubungan antar manusia terdapat beberapa aspek:
1. Pengembangan sikap pribadi.
Kita sebagai umat manusia sudah selayaknya berusaha untuk terus menyempurnakan diri. Salah satu caranya adalah dengan jalan mengintrospeksi diri. Mengenali diri sendiri, baik kelemahan dan kekuatannya. Dengan mengetahui ini, kita dapat berusaha untuk mengatasi kekurangan kita, sekaligus mengembangkan kelebihan / segi positif diri kita. Dengan demikian kita akan bisa menjadi lebih sadar akan siapakah diri kita ini. Selanjutnya kita dapat menempatkan diri kita di tengah-tengah masyarakat secara tepat. Juga kita akan diterima oleh lingkungan kita sebagai seseorang yang berkepribadian.

2. Perlunya kerja sama, toleransi, dan kepemimpinan.
Di dunia ini kita tidak dapat hidup sendiri. Sudah merupakan kodrat bahwa kita memerlukan orang lain untuk membangun diri dan dunia ini menjadi lebih baik. Karena harus bekerja bersama dengan orang lain, maka kita harus mampu untuk bekerja sama. Dalam bekerja sama ini terdapat unsur-unsur toleransi, kesetiaan, kejujuran, dan inisiatif.
Seseorang minimal harus dapat memimpin dirinya sendiri secara efektif untuk dapat bekerja berkarya di tengah-tengah lingkungannya. Inisiatifnya untuk membantu yang lain dan kesediaannya untuk berkorban diimbangi dengan kemampuan, akan membuat orang ini menonjol sebagai pemimpin di antara rekan-rekannya.

Bila diuraikan lebih lanjut, dapat dilihat dalam point-point utama sebagai berikut:
• Apa yang kita hasilkan merupakan bagian dari hasil kerja sama.
• Semakin tinggi keahlian anda bekerja sama, akan semakin sukseslah karir anda.
• Seseorang yang sukses adalah karena kerja sama dan dukungan dari bawah.
• Untuk menjadi seseorang pekerja sama yang baik anda memerlukan keahlian membina hubungan antar pribadi yang baik.
• Suka menolong orang lain.
• Memahami struktur kerja dan prosedur tempat bekerja.
• Jadilah orang yang dapat diandalkan dan dipercaya.
• Mematuhi norma-norma organisasi.
• Ingat bahwa: "Pekerjaan Kamu + Pekerjaan Saya = Karya Kita"

Haruslah memupuk hubungan baik. Untuk memupuk hubungan baik kita harus melakukan hal-hal seperti misalnya: menepati janji, perkataannya dapat dipercaya, setia, hemat tetapi tidak kikir, dll.
Mampu mengatasi permasalahan / mengambil jalan tengah. Sering kali dalam bekerja disuatu tempat, kita banyak dihadapkan oleh permasalahan-permasalahan yang timbul. Kemampuan memecahkan masalah ini merupakan bagian dari kemampuan kita untuk berhubungan dengan orang lain. Orang yang sukses dan karirnya dapat menanjak adalah orang-orang yang dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalam masyarakat tersebut.
Di dalam kemampuan menyelesaikan masalah ini terdapat beberapa aspek yang kiranya perlu untuk dikemukakan, yaitu:
Ketegasan dan kecepatan untuk membuat keputusan / mengambil suatu tindakan penyelesaian yang tepat.
Kemampuan untuk memisahkan unsur emosi / faktor pribadi dalam membuat keputusan.
Kemampuan untuk bekerja dalam tekanan / stress secara efektif.
Mampu mengambil jalan tengah, yaitu menyelesaikan konflik dengan saling pengertian dan sama-sama puas, tanpa rasa dendam, iri, dll.

3. Menerapkan sikap yang dapat diterima oleh orang lain. Misalnya:
Kemampuan mendengarkan orang lain.
Seorang ahli komukasi Australia mengatakan bahwa lebih dari 75% informasi yang diterima oleh telinga seringkali tidak dimengerti ataupun cepat dilupakan. Karena berkomunikasi adalah untuk menyampaikan pesan dan menerima pesan dari orang lain, maka kita haruslah dapat menjadi pendengar yang baik. Menerima dahulu perkataannya sampai lengkap, kemudian memikirkannya, setelah itu baru memberikan jawaban. Kesalahpahaman sering ditimbulkan karena kita tidak mau menjadi pendengar yang baik.
Kemampuan berbicara secara jelas.
Mudah bergaul.
Yaitu kemampuan untuk memperlihatkan citra diri dan mampu menyatakan pendapatnya secara benar dan tepat, kemudian berbicara jujur dan tegas, berpendirian kokoh, berpegang pada prinsip kebenaran, kepercayaan diri tinggi tetapi sekaligus mampu bersikap mengalah dan berpikir sebelum bertindak.
Kita harus menyadari bahwa setiap tindak-tanduk, perilaku dan perkataan kita diperhatikan oleh lingkungan sekitar kita. Sudah sewajarnyalah bahwa kita harus mampu untuk bertindak secara benar. Sebagai seseorang yang bersinar terang dalam kegelapan, tentulah kita harus dapat menerima dan diterima oleh lingkungan kita. Sudah selayaknya mengetahui cara-cara membina hubungan antar manusia dengan baik.
Readmore Baby...

Hubungan dengan Sesama Manusia

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam. Hari demi hari terus berlalu, kehidupan yang fana ini terus berjalan. Proses belajar seorang manusia terus berlanjut.
Maha Suci Allah yang memberikan kesempatan bagi saya untuk dapat menyelami kehidupan orang-orang yang susah. Banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran dalam hidup ini jika kita memang ingin belajar. Sering sekali kita sebagai manusia menjadi sosok manusia yang selalu mengeluh. Tidak pandai bersyukur, selalu merasa kekurangan padahal disekeliling kita masih banyak kehidupan orang lain yang dapat kita ambil pelajaran.

Amat banyak kehidupan orang lain di sekitar kita yang tidak memiliki kehidupan seberuntung kita. Seburuk apapun kondisi anda saat ini, pasti masih ada saja yang lebih buruk dibandingkan dengan kehidupan kita sekarang. Tapi sering sekali manusia terlena dengan gemerlap dunia sehingga melupakan hal itu. Padahal islam sendiri tidak pernah mengajarkan kita untuk hidup egois. Islam tidak sesempit itu hanya mementingkan diri sendiri, banyak sekali ajaran islam yang mengharuskan kita untuk hidup sosial. Malahan saking penting nya kehidupan sosial dalam islam, islam mengajarkan bahwa kita sesama muslim itu adalah saudara. Sadarkah anda dengan makna saudara pada kalimat tersebut. Kita diperintahkan untuk menjadikan saudara kepada manusia yang seiman dengan kita. Bagaimanapun keadaan saudara kita itu, mungkin dia kampungan, mungkin dia jelek, mungkin dia tidak sederajat dalam hal status sosial, ilmu atau apapun atribut keduniaan lainnya. Mengapa kita diperintahkan Allah untuk sholat berjamaah di masjid, mengapa perintah sholat berjajar dengan zakat, Ada maksud apakah dibalik perintah itu semua ?
Saya pernah membayangkan bagaimana cerita nya jika semua orang di dunia ini sadar kalau satu sama lainnya adalah saudara, pasti di dunia ini akan penuh dengan kasih sayang, cinta kasih dan kebaikan. Tidak akan ada perselisihan, saling tipu menipu, mendzalimi sesama manusia lainnya dan hal hal buruk lainnya. Mungkin nanti di akhir zaman dapat terjadi hal seperti ini. Entah bagaimana keadaan di surga nanti, pasti akan lebih sempurna dan jauh paling sempurna dari kehidupan dunia.
Beberapa pelajaran yang dapat di ambil dan mungkin dapat dijadikan renungan kita semua dari pengalaman saya hidup :
Manusia adalah mahluk Allah, punya hati dan punya perasaan. Perlakukan lah semua manusia sesuai dengan suara hati anda. Kita bisa belajar dari Rasulullah Muhammad SAW. Bagaimana beliau hidup dengan sekitar nya, kebaikannya selalu ditebarkan dengan siapun, kapanpun dan dimanapun.
Dengan banyak bergaul dengan banyak tipe manusia kita dapat banyak belajar, dari banyak belajar tersebut kita dapat bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Indah nya hidup ini penuh dengan kebersamaan. Kebahagiaan kita berbagi dengan sesama tidak akan pernah bisa dibeli dengan Uang atau apapun . Sesungguhnya kebahagiaan di dunia menurut saya yang ilmu nya masih terbatas adalah jika kita hidup di dunia ini berpedoman kepada AlQuran dan Hadist dan kita selalu perduli terhadap sesama. Hablumminallah dan habluminannas. Seimbang kedua hal itu. Insya Allah kita bisa bahagia.
Kadang yang menjadi renungan, yang masih belum saya temukan jawabannya, mengapa kita bisa menjadi bahagia dengan berbagi. Kebahagiaan kita adalah membahagiakan orang lain. Banyak-banyak belajar bagaimana cara manusia di sesisi dunia ini mencari kebahagiaan. Yakinkan bahwa banyak orang yang bahagia setelah dia berbagi dan menganggap salah jika kita akan bahagia jika kita hidup di dunia ini egois. Islam benar-benar indah. Maha suci Allah, hanya allah yang maha mengetahui.
Readmore Baby...

Iman lagi Turun ? Di naikkan Dooong.

Alhamdulillahirobbilalamin.
Beginilah Hidup, kadang di atas, kadang di bawah, kadang Iman meningkat juga kadang iman menurun. Maha Suci Allah SWT yang membolak-balikkan Hati. Maha besar Allah SWT yang selalu menyayangi hamba-hamba nya dengan selalu mencoba dan menguji nya dengan berbagai macam ujian dan cobaan. Kita haruslah berfikir positif, jikalau Allah SWT sering memberikan ujian dan cobaan buat kita, berarti Allah SWT sangatlah menyayangi dan mencintai kita.

Mungkin ada yang pernah merasakan kalau Keimanan kita sedang turun. Hal ini membuat hidup kita seperti tidak nyaman banget gitu. Kemalasan menjadi penyakit yang tiba-tiba datang kembali. Merasa kalau ibadah kita hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin dan hari-hari sebelumnya. Hampir bingung mengapa semua ini terjadi, karena kemalasan kita sendiri. Yah harus sabar dan terus berikhtiar agar kita bisa pompa lagi keimanan kita, supaya bisa naik lagi. Tapi percaya deh, kalau nanti berhasil naik lagi, yakinlah kalau iman kita lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Lalu bagaimana caranya meningkatkan keimanan kita ?
Setelah baca-baca buku, mungkin ini bisa dijadikan catatan buat yang merasa iman islamnya sedang drop.
Beberapa cara meningkatkan Iman yang sedang Turun :

1. Banyak-banyak Istighfar.
2. Banyak-banyak Mengingat Allah SWT. Sebutlah Nama-nama terbaiknya. Ingatlah sepanjang Waktu
3. Awali Hidup (Bangun Tidur) dengan menyebut dan Mengingat Allah SWT dan Akhiri (Akan Tidur) dengan mengingat Allah SWT.
4. Perbanyaklah membaca AlQuran.
5. Dirikan lah Sholat Malam.
6. Perbanyaklah berdoa kepada Allah SWT, agar ditingkatkan Iman nya.
7. Sucikan Diri dengan perbanyak Berwudhu.
8. Usahakan Sholat di Awal Waktu. Kalau bisa sebelum Adzan berkumandang udah standby di Masjid.
9. Maximalkan Sholat Subuh dan Isya. Harus Berjamaah, hati-hati dengan kedua sholat tersebut.
10. Perbanyaklah membaca Hadist dan secepatnya Amalkan yang sudah kita baca.
11. Baca Sejarah Nabi Allah SWT.
12. Hafalkan Doa, dan selalu awali dengan doa disetiap kegiatan kita.
13. Kurangi mendengarkan Musik, Perbanyak mendengarkan AlQuran. Jadi Playlist MP3nya diganti dulu sama Quran. Haha… tapi sesekali boleh kok.
14. Jadikan Sholat sebagai kegiatan UTAMA, kegiatan sehari-hari kita. Nantikan selalu panggilan-Nya.
15. Sempurnakanlah Wudhu, Resapi dan Pahami Makna yang dalam dari Kegiatan Berwudhu.
16. Jadikanlah setiap Sholat, merupakan sholat terakhir yang kita kerjakan. Seakan-akan sehabis Sholat Kita Akan Mati.
17. Berpuasa Sunnah. Perbanyak berpuasa sunnah.
18. Berinfaq dan bershodaqoh.
19. Berkumpul dan selalu bersama dengan Orang-orang soleh. Berteman dan bersahabatlah dengan mereka karena mereka selalu mengajak kepada kebaikan. Seperti aku ne. Huek.

Teorinya memang gampang, tapi praktek sebenernya tidak semudah mengucapkannya. Mudah-mudahan kita semua lolos dari ujian dan cobaan Allah SWT. Semoga Allah SWT meningkatkan kenikmatan kita dengan menambah dan selalu meningkatkan Iman kita semua.
Selamat berjuang, Semoga Berhasil, Aku mencintaimu karena Allah, dan Semoga Allah SWT mencintai kita semua.
Readmore Baby...

Malam Istirahat dan Siang Mencari Sebagian Karunia Allah SWT

Mencoba mengevaluasi kehidupan diriku selama ini. Mencoba mengerti apakah sebenarnya hal yang terjadi. Mengerti mengapa kebiasan ini sering kali berulang terhadap diriku ini. Yang pingin dikupas kali ini mengenai kehidupan diriku yang sudah mulai terbalik. Mentang-mentang zaman sekarang sudah zamannya 24 Jam Sehari 7 Hari seminggu dan 30 hari sebulan. Semua serba 24 jam sehingga bisa dibilang kehidupan diriku sudah banyak yang terbalik. Bekerja kadang malam-malam dan beristirahat pada siang hari. Ngerasa diriku ada yang aneh sehingga mencoba merubah kebiasaan buruk untuk bekerja pada malam hari dan beristirahat pada siang hari. Memang sih clientQ banyak orang yang suka keluyuran malam dan kelaparan di malam hari sehingga diriku haruslah bekerja (maklum pedagang nasi di malam hari lebih laris karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka makan malam sehingga tubuhe tambah ndut). Ternyata banyak hal yang harus diubah dari sekian banyak kebiasaan buruk diriku.

Subhanallah ternyata jawabannya memang sudah ada pada Alquran. Mengapa akhir-akhin ini diriku merasa ada yang salah dengan pola hidup yang telah diriku lakukan. Ternyata diriku sudah banyak melanggar hukum-hukum Allah. Sunatullah-Nya banyak yang dilanggar. Malam hari untuk mencari rezeki dan siang untuk beristirahat. Wah bertentangan sekali dengan polah hidup yang disarankan dan diatur oleh Alquran.
Mudah-mudahan bisa merubah pola kehidupan yang salah ini. Mulai hari ini harus sesuai, malam untuk istirahat dan siang untuk mencari karunia Allah SWT. Mudah-mudahan bermanfaat juga untuk pembaca sekalian yang mempunyai masalah yang sama dengan diriku. Bisa dijadikan bahan Introspeksi diri kita masing-masing.
Al Quran 28. Al Qashash 71 - 73
71. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?"
72. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
73. Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.

QS 6. Al An'aam 60
60. Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan[481], kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan.

QS : 40. Al Mu'min
61. Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.

QS : 30. Ar Ruum
23. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.


QS : 27. An Naml
86. Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

QS : 10. Yunus
67. Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar[699].


Kalau baca pas malam segera tidur. tidur-tidur istirahat... jangan lupa memohon kepadanya pada sepertiga akhir malam..
Tapi kalo baca artikel ini pas siang maka segera bekerja lagi. Kerja-kerja ayo kita kerja. Untuk masa depan kita. Jangan lupa di mulai dengan basmallah dan doa.
Readmore Baby...

Memilih & Memilih Pekerjaan dan Selesaikanlah Tepat Waktu

Seyogyanya anda memilih yang terpenting dari sekian pekerjaan yang bermanfaat, lalu yang berikutnya dan yang berikutnya, sesuai urutan nilai kepentingannya. Juga hendaknya anda memiliah mana yang dicenderungi dan sangat diminati oleh hati anda. Karena, hal sebaliknya akan membuahkan kebosanan, menurunnya semangat dan keruhnya pikiran. Jadikanlah pemikiran yang benar dan bermusyarawarah sebagai penolong Anda untuk itu. Maka, tidak akan menyesal seseorang yang meminta pendapat orang bijak.
Pelajarilah dengan cermat apa yang hendak anda lakukan. Jika anda telah yakin akan kemaslahatannya dan bertekad kuat untuk melakukannya, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal.

Di antara hal yang bermanfaat ialah menyelesaikan pekerjaan yang sedang ditangani dan berkonsentrasi menghadapi yang akan ditangani. Karena, jika pekerjaan itu tidak anda selesaikan, akan tertumpuklah di depan Anda sisa pekerjaan masa lalu ditambah pekerjaan berikutnya, dan bebanpun akan menjadi berat. Maka, Jika anda tentukan segala sesuatu tepat waktu, niscaya anda dapat menghadapi hal-hal yang akan datang degan pikiran yang optimal dan penanganan yang optimal pula.
Readmore Baby...

Karena Setiap Kesulitan terdapat dua kemudahan

Segala Puji Bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam..
Manusia sering kali merasa hati dalam dada nya terasa sempit, sesak karena memiliki masalah. Masalahnya mungkin bisa berbagai jenis masalah, hingga tidak sedikit yang membuat sedih dirinya. Bingung dan tidak tau harus bagaimana menyelesaikan masalah yang membuat hati nya sesak dan sempit karena belum menemukan jalan keluar dari semua masalah nya.
Tidak sedikit dari kita yang akhirnya putus asa dan pesimis dalam menghadapi masalah dalam kehidupan di dunia ini. Mudah-mudahan kita jangan sampai menjadi orang yang putus asa dan pesimis dalam hidup ini. Apalagi sampai pesimis kepada Tuhan. Naudzubillahhiminzalik...

Kita memang hidup di dunia ini pasti menghadapi masalah. Satu hal yang perlu kita ingat ketika menghadapi masalah, selalulah kembalikan masalah anda kepada Aturan Allah SWT. Karena Allah sudah mengatur dengan sempurna pedoman dan aturan tentang kita hidup di dunia ini. Maka jika ingin menemukan jawabannya kembalilah kepada aturan Nya dan berpegang teguhlah kepada aturan Nya.
Kita diharuskan dalam menghadapi hidup ini selalu optimis, jangan pernah pesimis.
QS 94 : Alam Nasrah 5-8
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
Maka apabila kamu telah selesai( dari sesuatu urusan ), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap"
Kita sama-sama harus introspeksi diri kita masing-masing sejauh mana kita mengimani Firman Allah dalam Alquran.
Jelas janji Allah, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Kalimat tersebut sampai diulang dua kali. Menurut tafsir, bisa dikatakan dalam setiap kesulitan terdapat dua kemudahan. Jadi kita haruslah tetap dan selalu optimis dalam menjalani kehidupan kita didunia, segala kesulitan dan masalah urusan dunia pasti selalu ada jalan keluarnya, selalu ada kemudahan untuk menyelesaikannya.
Lalu bagaimana kita mencari dan menemukannya ?
Kita haruslah optimis dan beriman kalau sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Yakini dan imanilah hal itu. Lalu apabila kita telah selesai dari satu urusan kita harus selesaikan urusan kita yang lain. Artinya kita harus berusaha sekuat tenaga sampai kita letih melakukan pekerjaan jangan sampai masalah kita tidak kita selesaikan, usahakan lah sebisa mungkin dan semampu kita ,carilah berbagai alternatif penyelesaian masalah kita dan yakinlah Allah pasti akan memberi kemudahan. Dibarengi dengan usaha kita semaksimal mungkin kita juga diharuskan mengaitkan usaha kita itu kepada Allah SWT. 'Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.'
Optimislah dalam hidup ini, berusaha sekuat tenaga dan berharaplah hanya kepada Allah SWT. karena Tuhan kita yang Maha Penyayang benar-benar menyayangi kita semua.
Kepada pembaca yang punya masalah, optimislah ...
Mudah-mudahan bisa bermanfaat.
Readmore Baby...

Kamis, Juli 30, 2009

Doa Untuk Kekasih...

Untuk Seseorang Yang Telah Mengisi Ruang Hati Yg Dulu Hampa...

Allah yang Maha Pemurah...
Terima kasih Engkau telah menciptakan dia dan mempertemukan saya dengannya.
Terima kasih untuk saat - saat indah yang dapat kami nikmati bersama.
Terima kasih untuk setiap pertemuan yang dapat kami lalui bersama.
Saya datang bersujud dihadapanMU...
Sucikan hati saya ya Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencanaMU dalam hidup saya.
Ya Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya, janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya..., janganlah biarkan saya, melabuhkan hati saya dihatinya.., kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya dan jauhkan dia dari relung hati saya...
Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari dan padaMU yang tulus, murni..., dan tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.
Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk saya..., ya Allah tolong satukan hati kami..., bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya..., berikan saya kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya...
Ridhoi dia, agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya sebagaimana telah Engkau ciptakan...
Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh - sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia...
Ya Allah Maha Pengasih, dengarkanlah doa saya ini..., lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendakMU...
Allah yang Maha kekal, saya mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya..., luka dan keraguan yang saya alami, pasti ada hikmahnya.
Pergumulan ini mengajarkan saya untuk hidup makin dekat kepadaMU untuk lebih peka terhadap suaraMU yang membimbing saya menuju terangMU...
Ajarkan saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan....
Jadikanlah kehendakMU dan bukan kehendak saya yang menjadi dalam setiap bagian hidup saya...
Ya Allah, semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku.
Amien.
Readmore Baby...

Enterpreneur Berdoa

Pernahkah saudara mendengar sebuah hadist bagaimana cara melantunkan sebuah doa versi tiga orang yang terkurung dalam sebuah gua, saya ingin ceritakan kembali versi singkatnya.

Rasulullah pernah mengabarkan mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, mereka semua berada dalam keputusasaan hingga salah seorang dari mereka berkata, "Sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian dalam bahaya ini, kecuali bila kalian berdoa kepada Allah swt dengan menyebut amal-amal saleh yang pernah kalian perbuat. Kemudian salah seorang berdoa dengan menyebutkan amalan utamanya berupa memuliakan orang tuanya dibanding keperluan anak-anaknya sendiri, kemudian setelah dia uraikan amalannya dia berkata, "Ya Allah, jika aku berbuat itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini", maka bergeserlah sedikit batu itu, tetapi mereka belum bisa juga keluar. Kemudian orang kedua pun melanjutkan doanya yang berkaitan dengan amalan utamanya berupa menghindari diri dari perbuatan zina karena takut kepada Allah, dan dia berdoa, "Ya Allah jika aku berbuat itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini", maka bergeserlah sedikit batu itu. Tapi mereka belum juga bisa keluar, maka orang ketiga pun melanjutkan doanya mengenai amalan utamanya berupa menjaga amanat harta orang lain yang dikelolanya, dan dia berdoa, "Ya Allah jika aku berbuat itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini", maka bergeserlah sedikit batu itu, dan mereka pun bisa keluar dari gua itu. (HR Bukhari dan Muslim).
Dan pernahkah juga saudara mendengar ataupun membaca bagaimana Rasulullah melantunkan doa di kala sangat kritis sewaktu berkecamuknya perang Badar? Saya akan coba menguraikan kembali kisahnya secara singkat.
Kala itu setelah meluruskan barisan pasukan kaum muslimin, Rasulullah kembali ke tendanya dengan ditemani oleh Abu Bakar, dan tidak ada seorang pun kecuali keduanya. Lalu Rasulullah bermunajat kepada Rabb-Nya, dengan seluruh jiwanya ia menghadapkan diri kepada Tuhan-Nya, begitu dalam ia hanyut dalam doa.
Dalam permohonannya ia berkata, "Allahumma Ya Allah, ini bangsa quraisy sekarang datang dengan segala kecongkakannya, berusaha untuk mendustakan rasul-Mu. Ya Allah, berilah pertolongan-Mu yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau membinasakan kaum kami pada hari ini, tiada lagi yang akan menyembah-Mu."
Sementara ia hanyut dalam doa sambil merentangkan tangan menghadap kiblat, mantelnya terjatuh. Ketika itu Abu Bakar menyaksikannya lalu meletakkan mantel itu kembali ke bahu Rasulullah, sambil ia berkata, "Wahai Nabi Allah, dengan doamu itu, sesungguhnya Allah pasti memenuhi janji-Nya kepadamu."
Tetapi sungguh pun begitu, Muhammad semakin dalam terbawa dalam aliran doa, dengan penuh ke-tawadhu-an dan kesungguhan hati ia terus memanjatkan doa, memohonkan pertolongan Tuhan-Nya dalam menghadapi peristiwa yang genting, yang oleh kaum muslimin sama sekali tidak diharapkan, dan untuk pertempuran itu pula mereka tidak memiliki persiapan.
Hingga karena letihnya dalam berdoa membuat Rasul tertidur, beberapa saat kemudian beliau terbangun dengan rasa gembira, dan bersabda, "Bergembiralah hai Abu Bakar, sungguh pertolongan Allah telah datang kepadamu. Inilah jibril sedang memegang kendali kuda. Ia menuntun kuda tersebut, dan gigi di depannya terdapat kematian."
Kemudian ia keluar menemui sahabat-sahabatnya, dikerahkannya semangat sambil berkata:
"Demi Dia yang memegang jiwa Muhammad, setiap orang yang sekarang bertempur dengan tabah, bertahan mati-matian, terus maju dan pantang mundur, lalu ia tewas, maka Allah akan menempatkannya di surga."
Beberapa waktu lalu saya bertemu rekan lama, dia seorang pengusaha, kulihat sekarang kondisinya lumayan lah, mungkin bisnis yang dikelolanya cukup berhasil.
"Alhamdulillah", gumamku.
Saya ingat beberapa tahun silam dia pernah mengalami suatu ujian yang berat atas perusahaan yang dikelolanya, saat itu sering beliau mencurahkan isi hatinya kepadaku dan menceritakan beratnya ujian yang dialaminya, setelah setumpuk ikhtiar dilakukan, bisnisnya tak kunjung mendapatkan tanda-tanda akan selamat dari kebangkrutan, dan bukan saja bangkrut, bahkan akan terjerat hutang usaha yang sangat besar, dia katakan sekitar puluhan milyar siap untuk menjerat lehernya.
Bukan saja sisi nominal yang membuatnya sesak, tak kalah beratnya yang menjadi beban adalah tanggungan puluhan karyawan yang berada di perusahaannya, intinya menurut beliau pada saat itu adalah masa yang sangat mengguncang jiwanya, makan tak enak, tidur tak lelap, dan segala yang tak enak lainnya menghampiri beliau.
Yang kutahu, di sisi yang lain usaha beliau bukan saja terkait pada sektor bisnis, tetapi beliau juga aktif dalam melakukan pembinaan usaha berupa pesantren di suatu desa terpencil, pesantren tersebut tumbuh secara sehat, santrinya sekitar lima ratusan, tetapi jenis usahanya adalah nirlaba, atau tidak dikenakan biaya apa pun terhadap santri yang sekolah di pesantren tersebut.
"Usaha pesantren ini untuk cash flow langit", begitu ujarnya setiap kali saya tanyakan kenapa dia serius sekali mengelola usaha nirlaba ini.
Saya menjadi penasaran dan tercetus keingintahuan bagaimana caranya dia menyelesaikan masalah usahanya pada tahun-tahun silam. Karena saya melihat kondisi saat ini jauh berubah, lebih sukses bila dibandingkan pada saat itu.
Beberapa kali kupancing serentetan pertanyaan dari ketidaksabaranku, barulah ia bersedia untuk menceritakan kisahnya ...
Ya kawan karibku, tiada satu kekuatan yang dapat membantuku saat itu kecuali kekuatan Allah, tiada yang maha pengasih kecuali Allah pula, Dialah yang memberikan jawaban dan jalan keluar kepadaku. Kami ini makhluk yang sangat lemah dan hina, dan Dia lah Maha Kuat dan Maha Kaya. Tiadalah kejadian itu terjadi kecuali menambah kualitas keimanan kami, kami merasakan kasih sayang dan cinta-Nya.
Engkaupun tahu masalah yang kami hadapi saat itu, penuh dengan kesukaran, hati terasa sempit, kami ditinggalkan pula oleh kawan-kawan, tiada pihak yang ingin meringankan masalah kami saat itu, semua pihak menekan, menekan dan menekan setiap waktu.
Pada saat usaha kami jatuh, tiada akal lagi untuk mencari apa peluang pengganti usaha kami ini agar bisa melunasi hutang usaha yang berjumlah milyaran itu, sama sekali tidak ada ide, tertutup. Walaupun demikian kami tetap melakukan berbagai ikhtiar mencari solusinya, hingga sampai pada suatu waktu kami pasrah terhadap apapun keputusan-Nya.
Sering kali kami lantunkan doa untuk diberikan jalan keluar atau yang terbaik bagi kami, bahkan ribuan kali kami berdoa, bukan saja di saat sholat, bahkan dalam perjalanan pun tak lupa kami berdoa kepadanya, intinya lidah dan bibir kami basah dengan doa dan pujian.
Hari demi hari, minggu demi minggu, dan sekian bulan berlalu dalam kondisi tak menentu. Lalu sampailah pada satu saat aku berdoa di malam hari di tengah semua orang tertidur lelap, bersimpuh dan berdoa kepada-Nya, aku hanya ingat beberapa hadist dan kisah Kekasihku dalam melantunkan doa-doanya. Kemudian dia bercerita mengenai dua kisah di atas.
Aku coba ikuti cara Kekasihku, Muhammad, dalam berdoa pada saat-saat yang genting, dan kusesuaikan redaksi doanya dengan kondisiku.
"Ya Allah, Engkau Maha Tahu kondisi kami ini, kami sedang dibebani masalah, dan Engkau tahu pula bahwa dari hasil usaha yang kami upayakan kami kelola pula sebuah usaha pesantren, Engkau tahu kami tidak memungut biaya apapun pada mereka."
Jika memang amal ibadah tersebut kami lakukan hanya untuk meraih keridhoan-Mu, mohon Ya Allah berilah jalan keluar untuk kami.
Ya Allah, kami khawatir jika engkau tidak membantu hamba-Mu ini, kami khawatir keberlangsungan pesantren kami terhenti, akan ke mana perginya santri-santri tersebut.
Ya Allah, aku sayang mereka, kami iba dengan wajah mereka, curahkan kasih sayang-Mu pada mereka, dengan menolong usaha kami Ya Allah.
Engkaulah yang Maha Mengetahui hati hati kami, ikhlaskanlah hati kami, dan lapangkan hati kami apapun yang engkau putuskan, dan kami yakin apapun keputusan-Mu adalah yang terbaik bagi kami.
Tak kusangka doanya tersebut membuat jiwaku bergetar dan tak kuasa emosiku terlibat, nyaris kupeluk sahabatku itu, luar biasa makna dari doa tersebut.
Kemudian dia lanjutkan kembali, "Setelah kulantunkan doa tersebut, tak kusangka dalam waktu yang sangat singkat kasih sayang-Nya telah membuka sebuah jalan keluar yang tidak terduga, ibarat pintu gua yang tidak mungkin terbuka dalam kisah yang kuceritakan itu dengan izin-Nya menjadi terbuka".
Sambil menahan emosi, ia melanjutkan, "Tiba-tiba seorang relasi kami menawarkan suatu bisnis yang terbilang besar yang tidak pernah tersentuh oleh perusahaanku, bahkan bisnis tersebut di luar kapasitas secara materi maupun keahlian yang kami punya. Kala itu kami pikir bahwa peluang bisnis tersebut pastilah sudah diatur pemenangnya, paling-paling kalau ikut partisipasi juga, ya paling tidak hanyalah mengarak pemenangnya saja.
Saat itu, benar-benar aku tidak tertarik untuk memprosesnya. Kudiamkan saja. Tapi peluang itu datang lagi, datang lagi dan hadir kembali. Karena sering kali peluang yang sama itu selalu hadir, kucoba beranikan diri untuk memprosesnya.
Apa yang terjadi selanjutnya sungguh ku tak pernah menduganya. Kami mendapati ribuan kemudahan, kami memperoleh proyek tersebut dengan mudah, karena hanya perusahaan kami yang mengajukan proposal tender tersebut dan tidak ada pesaing sama sekali!
Ke mana para competitor yang besar? Ke mana mereka semuanya? Muncul keanehanku saat itu.
Bila Dia memutuskan sesuatu, tidak ada pihak pun yang akan mampu menghambat-Nya! Ini semuanya kemudahan dari-Nya, Dia permudah seluruh proses tersebut. Dan dalam jangka waktu yang singkat kami mendapati keuntungan tiga kali dari jumlah hutang kami! Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Begitulah dia menceritakannya dengan penuh keharuan.
Selanjutnya kutahu, temanku itu menjadi orang yang selalu bersyukur dan dia yakin sekali bahwa pesantren tersebut telah menjadi amal andalan yang telah menjadi perantara doanya.
Kabar terakhir yang kuterima, pesantren tersebut menjadi semakin besar dan megah walaupun para santrinya tidak pernah terbebani oleh biaya apapun.
Nah, bagi para enterpreneur, tidak selamanya masa-masa menyenangkan hadir dari kehidupan seorang pengusaha, adakalanya masalah yang banyak terjadi justru sebuah ujian yang tidaklah ringan. Keberhasilan itu hadir setelah melewati masa masa sulit. Bukankah layangan akan terbang tinggi bilamana ada angin yang menerpanya?
Atau mungkin, bagi seorang pengusaha, janganlah berpikir hanya mengembangkan usaha untuk meraih keuntungan materi saja, tetapi cobalah mulai dipikirkan sebuah usaha alternatif yang bermanfaat buat orang banyak, yang akan dijadikan cash flow langitnya. Bisa saja usaha-usaha tersebut akan dan telah menjadi amalan andalan, yang bilamana kita terhimpit suatu masalah ataupun ujian yang berat, bisa dijadikan perantara atau tawasul untuk permohonan doa kita kepada Allah.
Terakhir, selamat berdoa. Allah Maha Mendengar rintihan hamba-hamba-Nya.
Untuk rekan-rekanku seperjuangan, saya hanya katakan bahwa jalan itu masih panjang!
Readmore Baby...

Penyebab Do'a Tak Terjawab

Do’a adalah otaknya ibadah. Kegiatan berdo’a juga merupakan salah satu sarana bagi seorang muslim mendekatkan diri kepada-Nya. Dan lebih dari itu, do’a adalah tambatan segala pinta kepada Yang Esa.
Setiap hari, bahkan setiap saat seorang muslim senantiasa melantunkan do’a, menyampaikan segala permohonan dan harapan baik dikala lapang, terlebih dikala sempit. Dan Allah pun berjanji akan mengabulkan permohonan seorang hamba yang memohon pada-Nya: “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a kepada-Ku”, ……. (Q.S.Al Baqoroh : 186).

Namun seringkali…..sekian banyak do’a telah dilantunkan, sekian banyak majlis dzikir telah merebak bak jamur di musim hujan, istighosah kubropun entah berapa kali dilaksanakan……kenyataanya, do’a tak kunjung mendapat jawaban. Persis seperti kondisi di negri ini. Krisis ekonomi tak kunjung berakhir, bencana demi bencana silih berganti menimpa. Berbagai upaya do’a telah dilakukan bersama, namun Alloh belum jua memberikan asa yang kita pinta. Gerangan apakah penyebab do’a-do’a kita belum terjawab?
Ada sebuah kisah tentang masyarakat Basrah yang waktu itu sedang dilanda kemelut sosial. Kebetulan mereka kedatangan ulama besar yang bernama Ibrahim bin Adham. Masyarakat Basrah pun mengadukan nasibnya kepada Ibrahim bin Adham, "Wahai Abu Ishak (panggilan Ibrahim bin Adham), Allah berfirman dalam Al-Quran agar kami berdoa. Kami warga Basrah sudah bertahun-tahun berdoa, tetapi kenapa doa kami tidak dikabulkan Alloh?
Ibrahim bin Adham menjawab, "Wahai penduduk Basrah, karena hati kalian telah mati dalam sepuluh perkara. Bagaimana mungkin doa kalian akan dikabulkan Allah! Kalian mengakui kekuasaan Allah, tetapi kalian tidak memenuhi hak-hak-Nya. Setiap hari kalian membaca Al-Quran, tetapi kalian tidak mengamalkan isinya. Kalian selalu mengaku cinta kepada rasul, tetapi kalian meninggaklan pola prilaku sunnah-sunnahnya. Setiap hari kalian membaca ta’awudz, berlindung kepada Allah dari setan yang kalian sebut sebagai musuhmu, tetapi setiap hari pula kalian memberi makan setan dan mengikuti langkahnya. Kalian selalu mengatakan ingin masuk syurga, tetapi perbuatan kalian justru bertentangan dengan keinginan itu. Katanya kalian takut masuk neraka, tetapi kalian justru mencampakkan dirimu sendiri kedalamnya. Kalian mengakui bahwa maut adalah keniscayaan, tetapi nyatanya kalian tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Kalian sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi terhadap kesalahan sendiri kalian tidak mampu melihatnya. Setiap saat kalian menikmati karunia Allah, tetapi kalian lupa mensyukurinya. Kalian sering menguburkan jenazah saudaramu, tetapi kalian tidak bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu."
Terakhir ia mengatakan, "Wahai penduduk Basrah, ingatlah sabda nabi, "Berdoalah kepada Allah, tetapi kalian harus yakin akan dikabulkan. Hanya saja kalian harus tahu bahwa Allah tidak berkenan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main-main."
Kisah lain terjadi ketika di Basrah Irak, dilanda kekeringan, kesulitan air dan hujan tak jua turun. Maka penduduk Basrah sepakat untuk mengadakan sholat istisqo’ untuk meminta hujan. Para ulama dan tokoh masyarakat hadir untuk melakukan sholat dan berdo’a meminta keridhoan Alloh menurunkan hujan. Namun hingga beberapa kali sholat istisqo’ dilaksanakan, hujanpun tak jua turun.
Hingga suatu malam di masjid, usai sholat istisqo’ siang harinya, Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani melihat seorang berkulit gelap, berwajah sederhana, dengan betis tersingkap yang terlihat kecil, dan perut buncit datang di malam buta, ketika masjid telah sepi. Yang belakangan diketahui Malik bin Dinar, ia adalah budak seorang yang sangat kaya raya di Basrah, yang malamnya habis untuk menangis karena bermunajat kepada Alloh dan siangnya habis untuk sholat dan puasa.
Budak tersebut di masjid melakukan sholat dua rakaat dengan bacaan surat yang tidak terlalu panjang. Ruku’ dan sujudnya juga sama pendeknya dengan lama berdirinya. Usai sholat dia menengadahkan tangan ke langit sambil berdo’a yang di dengar oleh Malik bin Dinar:” Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datang kepada-Mu memohon sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi kekuasaan-Mu. Apakah ini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu telah hilang? Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya”.
Setelah mendengar itu Malik bin Dinar berkata, “ Belum lagi dia menyelesaikan perkataannya, angin dingin tebal menggelayut di langit. Kemudian tidak lama, hujan turun dengan begitu derasnya. Subhaanalloh, do’a seorang budak yang serta merta dikabulkan-Nya.
Kini.....marilah kita berkaca diri. Ketika do’a-do’a kita tak di dengar, ketika do’a-do’a kita tak terjawab, barangkali ada diantara sepuluh hal yang dikemukakan oleh Ibrahim bin Adham di atas terjadi pada diri kita. Bila memang ada, sudah selayaknyalah kita berbenah diri. Beristighfar sebanyak-banyaknya, demi memperoleh ampunannya. Melakukan taubat, taubatan nashuha, sambil terus berusaha melakukan berbagai upaya yang mendukung terhadap hal-hal yang kita pinta. Dan jangan pernah berhenti berdo’a, karena Alloh akan menganggap kita sebagai orang yang sombong bila kita tidak memohon pada-Nya. “Dan Tuhanmu berfirman: “Berdo’alah kamu kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina” ( Q.S.Al Mu’min:60).
Robb......bimbinglah kami, agar kami menjadi orang-orang yang senatiasa menggantungkan diri hanya kepada-Mu, dan senantiasa mengharap rahmat-Mu. Aamiin. Wallohu a’lam bishowwab.
Readmore Baby...

BERSIHKAN JIWA DENGAN DO'A

Saudara-saudara yang dimuliakan Alloh SWT
Untuk kesekian kalinya marilah kita sampaikan puji dan sukur kehadhirat Alloh SWT yang telah begitu banyak melimpahkan karunianya kepada kita . Mudah-mudahan semua nikmat yang telah diberikan oleh Alloh SWT dapat kita fungsikan sebaik-baiknya, sehingga dapat kita harapkan nikmat-nikmat Alloh yang kita syukuri dan kita fungsikan sebaik-baiknya semakin hari semakin ditambahkan lagi kepada kita semuanya, amin. Semoga Alloh SWT juga semakin membukakan pintu hati kita. Sehingga keimanan kita semakin mantap menghunjam dihati kita dan kita semakin mengenal dan mengingat Alloh SWT. Dengan pengenalan yang semakin mendalam kepada Alloh SWT, insya Alloh kita dapat mewujudkan Syukur kita kedalam perbuatan-perbuatan yang positif dan kita bisa melaksanakan kewajiban-kewajiban beribadah dengan sebaik-baiknya dan seihsan-ihsannya, amien.

Dalam salah satu untaian doa Rosululloh SAW yang seringkali beliau ucapkan adalah "Ya Alloh berikanlah ke dalam Hati kami Ketaqwaan dan Ketaatan, Sucikanlah Hati kami ini, Engkaulah yang paling baik dalam mensucikan Hati ini, ýEngkaulah Pemilik hati ini, Engkaulah Pembimbing". Dalam upaya melakukan Tazkiyah (pensucian) dan peningkatan kualitas hati dan jiwa kita, banyak cara, wasail atau sarana yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah Tazkiyah melalui Doa dan Munajat.
Salah satu senjata yang sangat ampuh dari Alloh SWT yang diberikan kepada hamba-hambanya orang-orang beriman adalah Doa. Namun sayang sebagian besar diantara kita masih banyak yang belum menyadari dan sekaligus juga belum dapat memfungsikan senjata doanya ini sebagai salah satu senjata yanhg ampuh untuk merealisir cita-cita dan harapannya . Padahal dalam sebuah hadist Rosululloh SAW mengatakan bahwa "Intisari dari Ibadah itu adalah Doa" Manakala kita membaca sejarah Nabi-nabi dan orang-orang soleh, maka kita akan menemukan betapa banyak kisah-kisah yang diabadikan didalam Al-Quran yang menjelaskan betapa pentingnya Doa itu dan betapa Maha Kuasanya Alloh SWT dalam mengabulkan doa dan permintaan hamba-Nya ketika hamba itu bermunajt kepada-Nya . Barangkali ada diantara kita ingat betapa ampuhnya Doa yang dipanjatkan oleh 3 orang yang terkurung dalam sebuah goa , ketika mereka bernaung ditengah hujan yang lebat. Kemudian mulut goa itu tertutup dengan batu yang sangat besar dan begitu kuatnya dalam bermunajat kepada Alloh SWT akhirnya mereka bisa lepas dari mulut goa itu,
Juga bagaiamana pula Rosululloh SAW bersama para sahabatnya , ketika mereka bermunajat baik dalam peperangan maupun dalam permohonan minta hujannya atau dalam berbagai kesempatan-kesempatan yang sangat banyak ,manakala kita telaah dalam siroh Rosululloh SAW , doa itu langsung bersambut dikabulkan oleh Alloh SWT. Selanjutnya , bagaimana yang harus kita lakukan agar dapat mengefektifkan Silahu du'a ini dalam rangka merealisasikan obsesi dan cita-cita serta keinginan-keinginan kita untuk membersihakn jiwa dan hati kita ? Prakteknya dalam kehidupan sehari-hari bisa dikatakan, kita sudah sangat akrab dengan yang namanya berdoa, yang belum banyak barangkali Jawaban Terhadap Doa tersebut. Penting kiranya kita tanyakan lebih lannjut adalah mengapa doa-doa yang kita panjatkan dan munajatkan belum juga bersambut dikabulkan oelh AllohSWT. Dan bagaimana mengefektifkannya sehingga nantinya ketika kita sampaikan kehadhirat Alloh SWT kemudian mendapatkan sambutan yang cepat langsung dari Alloh SWT. Suatu kali pernah Ibrohim bin Adam ditanya oleh muridnya. kata muridnya "Wahai Ibrhim bin Adam, kami sudah begitu sering dan banyak meminta dan bermunajat kepada Alloh SWT, ternyata sampai saat ini belum terlihat jawabannya. Apakah gerangan yang menyebabkan doa-doa itu bersambut dikabulkan oleh Alloh SWT? Kemudian Ibrohim bin Adama meberikan jawabannya. Salah satu diantaranya dikatakan "Wajar saja kalau doa yang kamu panjatkan itu belum juga dikabulkan oleh Alloh SWT, karena Hati kalian masih banyak yang kotor, bahkan tiidak sedikit diantara kalian sudah mengeras hatinya." Sementara Alloh SWT dalam banyak ayatnya menyebutkan bahwa dia mencintai kepada orang-orang yang suci dan bersih.
Saudara-saudara yang dimulikan Alloh SWT
Ada beberapa kriteria atau persyaratan-persyaratan yang kita perlu kita penuhi agar Doa dan Munajat yang kita sampaikan kehadhirat Alloh SWT nantinya akan mendapatkan sambutan yang positif. Termasuk juga ketika kita meminta kepada Alloh SWT agar Alloh SWT mensucikan hati dan jiwa kita,membersihkan diri kita dari berbagai kotoran dosa dan kesalahan. Faktor-faktor yang menyebabkan cepatnya Doa kita dikabulkan oleh Alloh SWT adalah;'
1. Tingkatkan Fungsi dan Peran Kita Sebagai Seorang 'Abid (Hamba).
Ketika kita semakin meningkatkan penghambaan kepada Alloh SWT yang berarti semakin meningkat taqorubnya kepada Alloh, maka Allohpun akan semakin dekat kepada kita. Dalam sebuah Hadist , " Apabila Hamba-Ku mendekat kepada-Ku sejengkal saja, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta dan manakala Hamba-Ku mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku akan mendekat kepadanya bsedepa dan kalau Hamba-Ku mendekat kepada-Ku sambil berjalan maka Aku akan mendekat kepadanya sambil brlari". Adapaun yang dimaksud dengan pendekatan kita kepada Alloh SWT dihadist ini adalah dengan peningkatan ibadah, dalam surat 2 ayat 186 Alloh SWT berfirman "Apabila hamba-hamba-Ku yang selalu mengabdi kepada-Ku bertanya kepadamu Wahai Muhammad tentang Aku, maka sesungguhnya Aku ini dekat. Pada ayat ini Alloh SWT tidak mengatakan "Apabila manusia bertanya kepadamu", tetapi ayat ini redksinya menggunakan kata "Ibadi (hamba). Hal ini menunjukkan ada korelasi sangat kuat antara kata'Ibadi (hamba ) dengan kata "Sesungguhnya Aku ini dekat kepada hamba-hamba-Ku yang selalu mengabdi kepada-ku....". Bagaimana misalnya Nabiyulloh Ibrahim as karena komitmennya yang begitu tinggi sehingga dalam Surat Al-Baqoroh itu sampai diabadikan komitmennya yang luar biasa itu. Ketika Alloh SWT berfirman kepada Nabi Ibrohim " Tunduklah Engkau wahai Ibrohim maka nabi Ibrohim langsung memeberikan jawabannya , "Aku tunduk kepada Alloh Robbul 'alamin".Nah karena komitmen taqorub dan ibadahnya, loyalitasnya kepada Alloh SWT yang begitu tinggi. Sehingga ketika Nabiyulloh Ibrohim bermunajat seperti diungkapkan dalam Surat Ashoffat ayat 99 dan seterusnya, salah satu diantaranya dia meminta kepada Alloh SWT dalam usianya yang sudah lanjut agar Alloh SWT memberikan anak keturunan, langsung Alloh SWT mengabulkan permintaan Nabiyulloh Ibrahim, sekalipun menurut logika kemungkinannya sangat kecil, mengingat Nabi Ibrohim sudah sangat lanjut usianya . Begitulah ketika Nabiyulloh Ibrohim menampakkan komitmennya yang luar biasa, ketaatannya kepatuhannya kepada Alloh SW, maka munajatnya kemudian langsung bersambut dikabulkan oleh Alloh SWT. Demikian juga masih banyak lagi kisah-kisah yang lain diantaranya doanya Nabi Zakaria , doanya Siti Maryam,dan banyak lagi yang diungkapkan didalam Al-Qur'an.


2. Selaraskan Antara Do'a Dengan Perbuatan dan Perilaku
Disebutkan didalam QS. 2: 201-202, Alloh SWT berfirman ,"Diantara mereka ada yang bermunajat meminta kepada Alloh SWT, Ya Alloh berikanlah kepada kamikebaikan didunia dan diakhirat dan selamatkanlah kami dari azab api neraka. Kemudian ayat ini disambung dengan "Mereka itu akan mendapatkan dari apa yang mereka usahakan" artinya hendaknya setiap munajat dan doa yang setiap kita minta kepada Alloh SWT, hendaknya kita sinkronkan dengan langkah-langkah konkrit kita. Jangan antara doa dan perilaku kita bertolak belakang. Disatu sisi kita minta kepada Alloh SWT agar dibersihkan jiwa, badan dan hati kita. Tetapi disis lain perbuatan dan perilaku kita mengotori jiwa kita itu. bahkan kalau kita amati, banyak sekali dicontohkan bahwa manakala antara yang kita minta dengan yang kita lakukan sudah sejalan dan upaya-upaya yang kita lakukan telah m,encapai batasannya yang maximal, maka disaat itulah akan datang pertolongan dan bantuan dari Alloh SWT. Jadi disini dituntut kitauntuk menyesuaikan anatara permintaan kita dengan langkah-langkah kita disatu sisi, dan disisi lain dituntut untuk mengoptimalkan langkah-langkah kita itu. Tidak cukup langkah yang asal-asalan. Ketika kita menginginkan meminta, misalnya Rezeki yang halal, baik dan banyak, sudah barang tentu harus diringi dengan langkah-langkah yang optimal dari kita. Inilah yang disebut Tawakkal yang Shohih. Perpaduan antara permintaan dan mengantungkan harapan kepada Alloh SWT semata dengan langkah-langkah konkrit untuk merealisir harapan dan permintaan kita.
Suatu kali Rosululloh SAW menceritakan, katanya "Sekiranya kamu bertawakkal seperti tawakkalnya burung, niscaya Alloh SWT akan memberikan rezeki yang banyak kepadamu seperti rezeki yang diberikan kepada burung-burung itu. Mereka terbang di pagi hari dengan perut yang kosong, dan mereka kembali pada petang hari dengan perut yang berisi penuh". Begitulah upayanya itu maksimal, terbangnya itu jauh. Oleh karenanya kita bisa melihat datangnya pertolongan-pertolongan Alloh SWT kepada Siti Maryam, seorang wanita yang suci, Pada waktu itu ketika dia sudah hamil tua, sementara keluarganya tidak bisa menerima kondisi seperti itu, terpaksa kemudian dia mengucilkan dirinya. Di saat-saat akan melahirkan, maka Siti Maryam kemudian berteduh dibawah sebuah pohon kurma yang dibawahnya mengali aliran air. Kemudian setelah dia melahirkan dalam kondisinya yang masih sangat lemah, oleh Alloh SWT masih dituntut kepada Maryam itu agar berusaha. Kata Alloh SWT dalam firmannya, " Wahai Maryam, goyanglah pohon kurma itu yang ada disampingmu, niscaya dia akan berjatuhan". Untuk diketahui bahwa pohon kurma itu digoyang berdua atau bertiga belum tentu bergerak, apalagi digoyang oleh seorang wanita yang baru saja melahirkan. Tetapi usaha tetap dituntut semaximal kemampuan kita. Nanti diatas usaha yang maksimal dari kita itu, datanglah pertolongan dari Alloh SWT Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, Maha Kuasa.
Inilah langkah yang kedua agar doa kita mustajab, perlu keselarasan antara langkah-langkah perbuatan yang kita lakukan dengan permintaan yang kita ajukan kepada Alloh SWT. Bagaimana contohnya Nabiyulloh Ibrohim as ketika dia meminta , "Ya Alloh karuniakanlah kepadaku keturunan yang sholih", lalu setelah Alloh SWT memberikan anak, maka Nabi Ibrohimpun mendidik, menempatkan anak ini dilingkungan yang kondusif, seperti disebutkan dalam Surat 14, "Ya Alloh aku tempatkan sebagian keturunanku ini ditanah yang tandus,tidak subur, tetapi di lingkunagn yang kondusif disisi Baitulloh yang mulia, Ya Alloh agar mereka itu bisa menegakkan Sholat". Ternyata Nabi Ibrohim tidak hanya meminta dan meminta saja agar anaknya menjadi anak yang sholih, tetapi kemudian diletakkan dan ditempatkan dalam suatu komunitas yang kodusif. Nah karena keterpaduan antara permintaan untukmendapatkan anak yang sholih dengan langkah-langkah kongkrit dengan menempatkan anak itu dilingkungan yang baik, kemudian dikabulkan oleh Alloh SWT dalam kurun waktu yang begitu singkat akhirnya Alloh SWT memberikan karunianya dengan berhasilnya Ismail dididik oleh keluarganya dengan pemantauan langsung oleh ibunya, kemudian menjadi Pemuda yang cerdas, sholih, dan taat kepada Alloh SWT.

Begitulah kita bisa amati. Terkabulnya doa Nabi Ibrohim as karena perpaduan doanya dengan langkah-langkahnya. Oleh karena itu Rosululloh SAW, ketika ada salah seorang sahabat memohon kepada beliau agar menggunakan doa mustajabnya Rosululloh SAW. Beliau mengingatkan kepada para sahabatnya bahwa, "Agar kita memperoleh kesuksesan dan kemenangan maka kita harus berjuang dulu, kita harus tabah dulu dalam perjuangan baru nanti kita bermunajat meminta kepada Alloh SWT, bukan belum melangkah belum berjuang kemudian meminta kemenangan itu." Inilah dialog antara seorang sahabat yang bernama Khobab bin Arrodh meminta kepada Rosululloh SAW Ya Rosululloh, kenapa tidak meminta untuk kemengan kita saja, minta pertolongan, kesuksesan dari Alloh SWT, sehingga kita bisa," langsung menguasai dan menaklukkan lawan-lawan kita". Jawaban Rosululloh SAW, "Ya Khobab orang-orang mukmin dahulu sebelum kita , perjuangan mereka jauh lebih dahsyat, lebih ulet, ketabahan mereka luar biasa. Sampai sebagian diantara mereka tetap bertahan sekalipun ada yang digergaji kepalanya sampai belah dua, mereka tetap bertahan sekalipun badan mereka dicabi-cabik dengan sisir besi. Tetapi kalian ini adalah orang yang terlalu terburu-buru ubntuk meminta dan mendapatkan kesuksesan dan kemengan itu". Rosululloh belum mengabulkan untuk menggunakan doanya itu. Tetapi beliau menuntut untuk bisa berjuang terlebih dahulu dan tabah dalam perjuangan, baru kemudian ditengah-tegah perjuangan yang ulet, ditengah-tengah ketabahan yang tinggi, lalu kita bermunajat kepada Alloh SWT.
Masih ada faktor-faktor lain yang menyebabkan permintaan kita cepat dikabulkan oleh Alloh SWT .dan sekaligus dan membersihkan jiwa dan hati kita
Readmore Baby...

Rabu, Juli 29, 2009

Membangun Visi Rumah Tangga Muslim

Hari Sabtu 18 Juli 2009 kemarin aku jalan2 ma temanku di perumahan migas Cepu. Melihat banyak rumah dan melihat keinginan temanku untuk memiliki sebidang tanah dan membangun sebuah rumah yang indah tulisan ini terinspirasi dari perjalanan kami berdua siang itu. Thanks friend, I really have a good time that day.
Begini, ibarat sebuah perusahan, rumah juga memerlukan visi. Visi merupakan impian yang ingin diwujudkan bersama lewat sebuah perkawinan. Oleh sebab itu, setiap pasangan yang ingin menikah layak bertanya, rumah model yang bagaimana yang kelak akan dibangunnya.

Tetapi perlu diingat, rumah yang dimaksud di sini bukanlah rumah fisik yang bahannya terdiri dari batu, pasir, semen dan kayu. Bukan pula rumah dengan tipe tertentu yang berada disebuah perumahan elit. Rumah yang dimaksud adalah rumah non fisik tempat bersemayamnya jiwa.
Setidaknya meminjam klasifikasi yang dituliskan Reza M Sharif di dalam bukunya, life excellent, kita bisa merumuskan tujuh model rumah yang layak kita pertimbangkan. Dengan memahami tujuh model ini, bagi yang telah menikah, mereka dapat mengevaluasi model rumah yang terbangun selama ini. Sedangkan yang baru menikah, mereka dapat merumuskan dan memimpikan model rumah yang terbaik.
1. Model Hotel.
Mungkin kita termasuk orang yang pernah menginap di hotel atau paling tidak pernah beracara di sebuah hotel. Apa kesan yang kita peroleh ketika berada di hotel. Dengan mudah kita akan katakan bahwa hotel adalah tempat transit, tempat bermalam, tempat istirahat sejenak. Jadi hotel tidak lebih sebagai tempat tidur, makan dan buang air. Rumah model hotel adalah rumah tangga yang menjalankan fungsi-fungsi hotel. Rumah yang hanya berfungsi sebagai tempat transit, makan dan istirahat. Suami-istri sejak pagi sudah pergi meninggalkan rumahnya, demikian juga dengan anak-anaknya. Pada malam hari mereka kembali ke rumah. Namun semuanya dalam kondisi yang sedang letih. Akhirnya mereka pergi ke tempat tidur dan masing-masing sibuk dengan mimpinya. Suami-istri tertidur pulas demikian juga dengan anak-anaknya. Besok hari mereka kembali bertemu sesaat di meja makan, itupun kalau sempat sarapan. Setelah itu mereka kembali menjalankan aktivitasnya masing-masing. Demikianlah peristiwa ini selalu berulang setiap hari.
2. Model Rumah Sakit.
Tentu tidak ada yang tidak kenal rumah sakit. Di dalamnya ada orang yang sakit dan dokter yang merawatnya. Hubungan yang terbangun adalah hubungan balas jasa. Pasien memerlukan dokter untuk merawat dirinya, sebaliknya dokter juga memerlukan pasien. Dokter akan memberikan pelayanan jasanya dan sebagai balasan pasien akan membayar sang dokter. Keburukan model rumah sakit lainnya adalah tempat tersebut akan berfungsi jika ada yang sakit. Sebaliknya jika tidak ada yang sakit, maka rumah sakit tersebut akan sunyi. Demikian juga sebuah rumah tangga akan berfungsi jika salah satunya sakit. Ketika suami sakit, maka istrinya berfungsi sebagai dokter sekaligus perawat.
3. Model Pajak atau Pasar.
Siapapun tidak menolak jika pajak adalah sebuah tempat yang paling ribut. Semuanya bicara seolah tidak ada yang memerankan diri sebagai pendengar. Tukang kain selalu menawarkan dagangannya kepada orang yang lalu lalang. Demikian juga penjual sepatu, penjual sayur, penjaja makanan, termasuk pedagang kaki lima. Semuanya pengen didengar dan tidak ada yang mau mendengar. Selanjutnya ketika terjadi interaksi antara penjual dan pembeli, maka berlaku hukum "pokok". Rumah Tangga model pajak adalah rumah yang masing-masing pihak ingin selalu berbicara, ingin selalu didengar dan tidak mau untuk mendengar. Sang suami selalu ingin didengar demikian juga si istri juga merasa berhak untuk selalu didengar. Ketika keduanya berbicara atau bermusyawarah masing-masing bertahan pada pendapatnya. Semuanya ingin dimengerti dan dipahami dan tidak mencoba untuk mendengar dan memahami pasangannya. Akhirnya terjadilah pemaksaan kehendak. Padahal Rumah Tangga merupakan ruang yang paling baik untuk belajar bernegoisasi dan saling tawar.
4. Model Ring Tinju.
Pasti kita semua pernah menyaksikan pertandingan tinju. Keduanya berada dalam suatu ruang namun tidak pernah berada pada sudut yang sama. Sebaliknya mereka berada pada sudut yang saling berhadapan. Rumah tangga model ring tinju adalah cermin kehidupan suami istri yang berada dalam satu rumah, satu kamar, namun tidak pernah sama. Rumah model ring tinju akan selalu diwarnai dengan pertengkaran yang seolah tidak pernah berakhir. Mulai dari hal yang sepele, urusan-urusan kecil seperti siapa yang memeriksa kunci pintu dan jendela rumah sampai masalah besar seperti sekolah, pekerjaan dan pasangan anak-anaknya, selalu saja berbeda.
5. Model Kuburan.
Rumah model kuburan adalah rumah yang di dalamnya tidak ada komunikasi. Antara suami dan istri juga anak-anak lebih banyak menggunakan bahasa tubuh atau bahasa isyarat. Kalaupun mereka berbicara biasanya hanya sepatah dua patah kata. Itupun pada hal-hal yang perlu saja. Rumah seperti ini adalah rumah yang kering dan gersang, walaupun bisa jadi disekelilingnya banyak pohon-pohonan yang seharusnya membuat suasana sejuk.

Rumah Ideal
Setelah kita melihat lima model rumah yang menurut hemat saya, sama buruknya, maka kita akan mencoba melihat model rumah yang ideal, rumah yang dianjurkan oleh Rasul SAW. untuk membentuknya. Tentu saja kita masih ingat sebuah hadis Nabi yang mengatakan, baiti jannati (rumahku surgaku). Bagaimanakah rumah yang merepresentasikan surga di dunia tersebut. Paling tidak kita mengenal dua model rumah yaitu model madrasah dan model masjid.
1. Model Madrasah.
Madrasah terambil dari kata darasa yang maknanya sekolah atau tempat belajar. Dari kata drs terbentuk kata mudarris yang bermakna guru. Di madrasah atau di sekolah murid-murid akan belajar tentang berbagai ilmu pengetahuan. Tidak itu saja mereka juga belajar tentang etika-akhlak dan seni. Ilmu pengetahuan membuat mereka cerdas secara intelektual (IQ) sedangkan akhlak dan seni membuat mereka memiliki kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ). Rumah model madrasah adalah rumah yang di dalamnya berlangsung proses saling belajar. Semua anggota bisa berfungsi menjadi guru dan pada saat yang sama bisa pula menjadi murid. Keinginan untuk terus belajar inilah yang membuat anggota keluarga tidak akan pernah merasa sempurna, paling benar dan paling mengetahui segala-galanya.
2. Model Masjid
Setelah kita mengetahui rumah model madarasah, maka model ini kita sempurnakan dengan mengambil satu model rumah lagi. Model tersebut adalah model masjid. Mengapa masjid? masjid adalah tempat orang sujud dan menundukkan dirinya kepada Allah. Masjid juga merupakan tempat shalat berjama'ah, di samping tempat mengaji dan melakukan muzakarah. Suami yang setiap hari bekerja mencari nafkah harus melakukannya berdasarkan tauhid yaitu semata-mata mencari ridha Allah swt. Demikian juga sang istri apakah menjadi ibu rumah tangga atau menjadi wanita karir, juga harus melakukannya karena Allah, bukan karena yang lain-lain.
Rumah tangga model masjid meniscayakan anggotanya untuk hidup secara berjama'ah. Apakah lewat shalat jama'ah minimal satu kali dalam satu hari, makan bersama atau rekreasi bersama. Dari sini timbullah kekompakan antar anggota keluarga. Setiap orang akhirnya memiliki sensitivitas terhadap anggota keluarga yang lain. Jika salah seorang sakit atau memiliki masalah di luar, tanpa diberitahu anggota keluarga yang lain bisa merasakannya dan mereka segera akan saling membantu.

Penutup.
Rasul pernah menyatakan bahwa "rumahku adalah surgaku", maka sebenarnya kita dapat mewujudkan surga dunia dengan cara membangun rumah tangga yang ideal, rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah. Inilah rumah yang meniru pola madrasah dan masjid. Insya Allah jika kita berhasil mewujudkannya, maka kita akan dapat menjalani kehidupan ini dengan damai dan bahagia. Semoga.
Readmore Baby...

Senin, Juli 06, 2009

Pesan Untuk Para Calon Istri

Asma' binti Kharijah Al Fazary berpesan kepada puterinya ketika menikah (sebelum melepaskan kepergiannya menuju suaminya):

"Wahai puteriku sayang, tak lama lagi kau akan keluar meninggalkan ayunan tempat kau ditimang dulu, dan berpindah ke atas ranjang yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Kau akan hidup bersama seorang kawan yang belum pernah kau kenal sebelumnya. Oleh karena itu, jadilah bumi tempat ia berpijak, maka ia akan menjadi langit yang menaungimu. Jadikanlah dirimu tempat sandaran baginya, maka ia akan menjadi tiang yang meneguhkanmu. Jadilah pelayan baginya, ia akan menjadi abdi bagimu. Jangan kau merepotkannya sehingga ia merasa kesal. Dan jangan terlalu jauh darinya sehingga ia lupa akan dirimu. Jika ia mendekatimu, maka dekatilah. Jika ia berpaling, maka menjauhlah. Peliharalah pandangannya, pendengarannya dan penciumannya. Jangan sampai ia memandang sesuatu yang buruk darimu. Dan jangan sampai ia mendengar kata-kata kasar darimu. Dan jangan sampai ia mencium bau yang tak sedap darimu. Jadikanlah setiap apa yang ia lihat adalah wajahmu yang cantik berseri-seri. Jadikanlah setiap apa yang ia dengar adalah ucapanmu yang santun dan lembut. Jadikanlah setiap apa yang ia cium adalah aroma wangi tubuh dan pakaianmu."

"Ayahmu dulu berpesan kepada ibumu: Maafkanlah segala kesalahan dan kehilafanku, niscaya cinta kita akan terus bersemi. Ketika aku marah, janganlah kau memancing lagi amarahku. Karena benci dan cinta takkan pernah bersatu. Saat benci datang, cinta pun kan berlalu."

Demikian isi pesan tersebut. Semoga bermanfaat dan dapat dijadikan bahan renungan untuk para calon istri yang akan memasuki sebuah kehidupan baru. Kehidupan yang mengakhiri masa lajang penuh penantian yang melelahkan.
Readmore Baby...

Cari Jodoh

Aktivitas cari jodoh itu ada dan sudah sejak zaman dahulu banyak budaya melakukannya Konon budaya valentin didasari budaya semacam itu.
Apa ada aktivitas cari jodoh? Atau…apakah jodoh memang harus dicari? Yang pasti, setiap orang normalnya ingin menikah. Meskipun ada yang karena satu dan lain hal menjadi tak ingin atau tidak ditakdirkan berjodoh di dunia.

Aktivitas cari jodoh itu ada dan sudah sejak zaman dahulu banyak budaya melakukannya. Konon budaya valentin didasari budaya semacam itu.

Apakah Islam juga menyediakan aktivitas ini untuk muda-mudi kita? Sejujurnya penulis belum pernah menemukan sebuah ritual resmi atas nama Islam tentang ini, yang ada dan cukup banyak adalah berbagai arahan tentang mencari jodoh, memilih, dan memutuskan yang mana.

Mencari jodoh:

Ada sebuah tuntunan sangat praktis langsung dari Allah SWT.

” Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga).” (An Nur 26).

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT sudah menjodohkan setiap orang bersesuaian jiwanya satu sama lain, mereka yang ”sesuai” akan cenderung betah satu sama lain dan karenanya akan mudah berjodoh. Jika kita masih lajang dan ingin cari jodoh, maka jika kita ingin mendapat jodoh yang baik berarti kitalah yang lebih dahulu harus menjadikan diri kita baik, maka Insya Allah kita akan dijodohkan dengan yang baik oleh Allah. Mudah ’kan? Itu langkah adalah langkah pertama.

Langkah pertama ini jika diyakini dengan sepenuh hati Insya Allah menjadi doa sekaligus usaha yang diajukan kepada Allah SWT tentang calon pendamping seperti apa yang kita inginkan.

Apakah kriteria ”baik” itu? Bagaimanakah kita ingin jodoh yang baik dengan cara kita berusaha menjadi baik terlebih dahulu?

Ketaqwaan adalah ukuran baku dari Allah SWT. Kadar ketaqwaan ini berdampak luas kepada semua sisi kehidupan seorang manusia. Ketika ia sedang diuji dengan kesenangan, ia akan bersyukur dengan pas, tepat, akurat, sehingga Allah menambah nikmat dariNya. Ketika ia diuji dengan musibah dan kesulitan, ia bersabar, sehingga Allah bertambah menyayanginya dan memberikan pahala yang banyak.

Hanya saja angka ketaqwaan tak dapat ditera manusia. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu kadar ketaqwaan manusia. Bahkan si manusia itu sendiri tak pernah tahu berapa derajat ketaqwaannya, sebab ia sebagai manusia selain sarat dengan khilaf, lupa dan lalai, juga seringkali tidak mempertajam matahatinya sehingga semakin buta hakikat.

Manusia hanya mampu ”khawatir tak diterima Allah” (khouf) dan berharap ”agar ia diterima oleh Allah” (roja’). Khouf dan Roja’ ini seyogyanya ada dalam diri manusia yang sadar ia manusia yang sangat mungkin salah. Panjang lebar berbagai ulama modern maupun ulama salaf membahas dalam topik-topik tentang taqwa dan manajemen hati. Di situlah taqwa dibina.

Orang yang terbiasa mengelola hatinya Insya Allah juga mampu memprogram dirinya untuk maju menjadi lebih baik setiap harinya tanpa terjebak rasa sombong dan pongah bahwa ia sudah sampai kepada ”maqom” taqwa padahal sesungguhnya belum. Alah bisa karena biasa. Pepatah ini benar adanya.

Hendaknya kaum muda sibuk mengelola hatinya, sibuk meningkatkan taqwanya dengan keyakinan itulah kelak tiketnya ke surga dan ke pelaminan. Janganlah kaum muda muslim harapan ummat malah sibuk ”te-pe te-pe” (tebar pesona) di berbagai mal maupun layar kaca atau media lain dalam rangka membangun masa depan mereka.

Ada yang pernah bertanya kepada penulis: kalau begitu kapan berkesempatan berkenalan dengan orang banyak? Kalau sibuk menata hati kapan berjumpa orang-orang yang potensial menjadi calon? Bukankah harus ”gaul”?

Tergantung apa makna ”gaul”. Jika ”gaul” bermakna harus ikut segala tren dan mode, segala hura-hura dan pesta-pesta, maka itu tak perlu. Berapa banyak remaja dan anak muda justru terjebak mendapat jodoh buruk di tempat pergaulan semacam itu, dan bahkan bertemu dengan narkoba!

Bergaul normal, sebagaimana aktivitas sehari-hari, itu cukup. Bahkan aktivitas zaman ini tidak terbatas di lingkungan fisik belaka, ada dunia maya yang juga dapat menjadi ajang silaturahim. Sejak ketemu di dunia maya, lanjut ke dunia nyata, maka selanjutnya terserah anda.

Itu cukup, asalkan dalam bergaul sehari-hari, patokan bergaul terus dipegang sesuai aturan Islami. Ini sangat penting.

Dalam pergaulan, cara seseorang bergaul akan menentukan siapa selanjutnya kawannya. Seorang gadis yang berhati-hati dalam bergaul maka sikapnya akan menyingkirkan

pemuda mata-keranjang sebab gadis ini ogah diperlakukan sembarangan. Sebaliknya jika si gadis selalu memberi ”lampu hijau” bagi teman-teman prianya untuk memperlakukan dirinya dengan sembarangan, maka dirinya hanya akan dipermainkan kemudian dicampakkan.

Jangan khawatir sikap yang ”penuh aturan” ini akan menjauhkan teman, sebaliknya, akan menseleksi dengan baik. Lagipula, buat apa punya teman yang hanya ingin mempermainkan?

Allah SWT tak pernah lupa dan tak pernah tidur. Allah SWT selalu memberikan kita bimbingan dan petunjuk, asal saja kita mau melihatnya.

Allah juga selalu menguji kita, hanya saja kita sering tak sadar. Kadang kita menyangka sedang ditawarkan sesuatu yang baik karena seolah indah dan baik (tampaknya), padahal sesungguhnya itu adalah ujian yang harus kita hindari dan jauhi karena di balik itu ada keburukan tersembunyi dan bahaya kepada agama.

Ada banyak anak muda muslim dan muslimah yang tertipu dengan manusia-manusia penuh misi pemurtadan. Para misionaris ini memang sengaja menjadi ”kawan terbaik” bagi calon sasarannya. Tujuannya adalah menjadi kawan akrab, kemudian, pacar, kemudian menikahi, kemudian memurtad-kan.

Entah ini memang sebuah gerakan terselubung atau hanya aktivitas pribadi, yang pasti fenomena ini sudah sangat banyak dan sudah berlangsung sejak puluhan tahun di bumi pertiwi ini. Ahh, andai saja setiap pemuda-pemudi muslim tetap berpegang pada aturan Islam dalam bergaul, berteman, bersahabat apalagi mencari jodoh, niscaya segala kisah pemurtadan seperti itu tak pernah terjadi. Waspadalah.

Wallahua’lam.
Readmore Baby...

Ukhti, Yakinlah Jodohmu Kan Datang

Perawan tua! Wuih, sadis banget…Yup, itulah julukan yang diberikan untuk kaum hawa yang belum menikah di usia ‘senja’. Ketika saya mengikuti sebuah acara perlombaan anak-anak TPA di daerah Bantul, saya bertemu dengan seorang sosok wanita yang saya pikir waktu itu adalah seorang guru yang sekaligus ibu rumah tangga.

Tampilan sederhana dengan jilbab yang menjulur ke dadanya. Kebetulan, kami menjadi juri pada lomba yang sama. Untuk menghindari kekakuan, saya mencoba memperkenalkan diri dan sedikit berbincang dengan beliau. Beliau seorang guru TK kelahiran tahun 1969.

Dengan usia yang sekian, saya berpikir beliau telah berkeluarga dengan beberapa orang anak. Ketika saya Tanya “putra pinten bu?” (punya anak berapa bu?-jawa) beliau menjawab, “dereng nikah mba, mboten payu”.(belum menikah mba, ngga laku-jawa)…Terkejut sekali saya waktu, ditambah rasa bersalah kalau pertanyaan saya tadi menyinggung perasaan beliau. Alhamdulillah, beliau tidak tersinggung malah kami bisa semakin akrab.

Sosok lain, saya teringat murobbiyah-murobbiyah saya. Di tengah kesibukan yang ekstra padat, mereka masih meyempatkan waktu untuk membina kami. Dari ketiga akhawat yang pernah menjadi murobbiyah saya (selamanya akan tetap menjadi murobbiyah saya) semuanya belum menikah. Mereka rata-rata sudah berumur 25-up. Untuk lingkungan kampus, usia sekian tentu bukan menjadi masalah ketika belum menikah. Tetapi, ketika pulang ke kampung halaman dengan hidup bertetangga tentu akan menimbulkan pertanyaan yang kurang mengenakkan. Kapan nikah mba? Itu pertanyaan yang kerapkali terdengar. Bahkan saya yang ‘baru’ berusia 22 tahun pun tidak lepas dari pertanyaan tersebut ketika saya sudah pulang kampung. Menyegerakan menikah adalah sesuatu ayng dianjurkan. Akan tetapi ketika jodoh belum juga datang, apakah itu sesuatu hal yang harus dipaksakan?

Saya teringat satu nasehat dari seorang ustadz di Yogya ketika mengikuti kajian pagi hari di Masjid Mardliyah. Beliau menyampaikan materi pernikahan. Salah satu pesan beliau, “Jadi akhawat jangan suka mancing-mancing ikhwan, misal dengan sms ‘koq ngga nikah-nikah akh’ dan sebagainya”. Beliau melanjutkan ketika akhawat berkepala 2 belum menikah itu sesuatu yang wajar. Ketika berkepala 3 belum menikah juga, mungkin Allah masih ‘menahan’ jodoh kita. Ketika sudah berkepala 4 dan belum menikah juga, mungkin laki-laki dunia belum ada yang ocok untuk kita dan seterusnya. Beliau menambahkan agar kita tidak berburuk sangka terhadap Allah.

Benar sekali, di tengah penantian panjang yang belum tahu kapan berujung tidak sedikit akhawat yang mulai putus asa. “Apa karena aku yang kurang cantik?” dan pertanyaan-pertanyaan retorik sejenis yang ada di kepala akhawat muslimah. Akhirnya, mereka mulai melakukan treatment untuk menjaga penampilan. Mereka tidak lagi enggan merogoh kocek hanya sekedar untuk antri di salon berjam-jam. Akibatnya, dana infak berkurang, jadwal dakwah terabaikan dan banyak sekali konsekuensi yang harus ditanggung ketika memutuskan untuk menjadi wanita yang ‘berbeda’.

Pola pikir akhawat yang seperti ini, bukan 100% kesalahan mereka. Kalau mau jujur, berapa banyak ikhwan yang ridho beristri akhawat ‘biasa’. Kebanyakan kaum ikhwan tentu akan pilih-pilih wanita untuk menjadi pendamping hidupnya. Amat disayangkan, sebab yang menjadi kriteria bukan sekedar agamanya yang oke, tapi juga harus cantik, putih, lulusan fakultas kedokteran (bukan karena saya alumni fakultas kehutanan lho…) dan seterusnya. Itu adalah sesuatu yang manusiawi tentunya, tapi tidak sedikit dari mereka yang tidak melanjutkan proses ta’aruf hanya karena salah satu kriteria duniawi itu tidak terpenuhi.

Jodoh, rezeki dan semua yang kita alami adalah atas kehendakNya. Ketika saya silaturrahim ke rumah seorang ustadzah di Boyolali, beliau berpesan tsiqoh saja terhadap Allah Karena pasti ia akan memeberi yang trebaik untuk hambanya. Saya jadi teringat pada Q.S Al-Baqarah ayat 216 “…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

Untuk para ukhti sholihah, yakinlah jika saatnya tepat “pangeran berkuda putih” itu akan datang menjemputmu.
Readmore Baby...

Rahasia Dibalik Perkawinan Nabi Muhammad Saw

Ketika orang-orang mendengar bawah Nabi Muhammad SAW mempunyai banyak istri semasa hidupnya, banyaklah timbul suara-suara yang sumbang kearah Nabi Muhammad SAW.

Padahal, kalau mereka mau menelaah lebih dalam untuk mengetahui apa rahasia dibalik perkawinan Nabi Muhammad SAW, niscaya mereka akan mengerti dan memaklumi adanya bahkan akan memuji kepintaran strategi dari Nabi besar Muhammad SAW, yaitu : "political and social motives".

Perkawinan pertamanya dengan Khadijah dilakukan ketika dia berumur 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun. Selama hampir 25 tahuh, Nabi SAW hanya beristrikan Khadijah, sampai Khadijah meninggal dunia diumur 65 tahun (semoga Allah memberkahinya) .

Hanya setelah Nabi SAW berumur lebih dair 50 tahun, barulah nabi SAW mulai menikah lagi. Dengan demikian jelaslah bahwa jika memang Nabi SAW hanya mencari kesenangan semata, tentulah tidak perlu beliau menunggu sampai berusia lebih dari 50 tahun, baru menikah lagi. Tapi Nabi Muhammad SAW tetap mencintai Khadijah selamaa 25 tahun, sampai Khadijah meninggal dunia di usia 65 tahun.

Perkawinannya selanjutnya mempunyai banyak motive. Beberapa perkawinan adalah dengan tujuan membantu wanita yang suaminya baru saja terbunuh didalam membela Islam. Yang lain adalah demi menambah dan mempererat hubungan dengan salah satu pendukung fanantik Islam, Abu Bakr (semoga Allah memberkahinya) .

Ada juga dalam upaya membangun hubungan yang baik dengan suku-suku lain yang semula berniat memerangi Islam. Sehingga ketika Nabi SAW mengawininya, maka perang pun terhindarkan dan darah pun tak jadi tumpah.

Setidaknya, ada Professor Non-Muslim yang berkesempatan mempelajari secara langsung mengenai sejarah dan kehidupan Nabi Muhammad SAW berkesimpulan yang berbeda dengan kesimpulan kaum non-muslim lainnya.

John L. Esposito, Professor Religion and Director of Center for International Studies at the College of the holly cross, mengatakan bahwa hampir keseluruhan perkawinan Nabi Muhammad SAW adalah mempunyai misi sosial dan politik (political and social motives) (Islam The straight Path, Oxford University Press, 1988).

Salah seorang non-muslim lainnya, Caesar E. Farah menulis sebagai berikut: "In the prime of his youth and adult years Muhammad remained thoroughly devoted to Khadijah and would have none other for consort".

Caesar Farah pun berkesimpulan bahwa perkawinan Nabi Muhammad SAW lebih karena alasan politis dan alasan menyelamatkan para janda yang suaminya meninggal dalam perang membela Islam.

Sehingga memang jika melihat lagi ke sejarah, maka dapatlah diketahui apa alasan sebenarnya perkawinan nabi Muhammad SAW. Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:

1. Khadijah: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi'raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadija. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.

2. SAWDA BINT ZAM'A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam'a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.

3. AISHA SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum kemduian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.

4. HAFSAH BINT U'MAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMA BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq) . Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. SAFIYYA BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insha Allah disampaikan terpisah.

10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNA BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.
Readmore Baby...